oleh

TRUK DITAHAN WARGA, POLRES TOLIKARA TURUN TANGAN

banner 468x60

Sebuah truk roda enam nyaris jadi pemantik konflik lokal di Distrik Wenam, Kabupaten Tolikara, Minggu (29/6/2025). Namun, ketegangan itu tak sempat membara, setelah Tim Patroli Siaga Polres Tolikara yang dipimpin Kasat Reskrim Iptu Marcelino Rumambi, S.H., M.H., tiba di lokasi dan mengambil langkah cepat: dialog humanis, bukan represi.

Informasi bermula dari laporan pemilik truk yang merasa kendaraannya ditahan oleh sekelompok warga setempat tanpa kejelasan. Ketika patroli melintasi wilayah tersebut, laporan itu langsung direspons. Iptu Marcelino memimpin sendiri tim menuju lokasi kejadian.

banner 336x280

“Kami mendapat informasi dari pemilik truk bahwa kendaraannya ditahan warga di Distrik Wenam. Kami langsung turun dan memilih berkomunikasi secara persuasif dengan warga agar truk bisa diamankan ke Mapolres Tolikara,” ujar Marcelino.

Tanpa keributan, truk berhasil dibawa ke kantor polisi. Selanjutnya, kasus ini ditangani oleh Satuan Reskrim untuk menyelidiki akar persoalan—apa motif di balik penahanan kendaraan tersebut. Langkah ini diambil untuk mencegah gesekan lebih lanjut yang bisa meluas jadi konflik horizontal.

Kasat Reskrim Tolikara menegaskan pentingnya jalur hukum dan musyawarah dalam menyelesaikan perselisihan. Ia mengimbau warga agar tidak mengambil tindakan sepihak yang justru memperkeruh suasana.

“Kalau ada masalah antarwarga, silakan lapor ke kami. Bisa kita selesaikan secara kekeluargaan, atau bila perlu, lewat proses hukum yang berlaku,” ujar Marcelino menutup keterangannya.

Di wilayah rawan konflik seperti Tolikara, pendekatan humanis dari aparat bukan hanya solusi taktis, tapi strategi jangka panjang untuk merawat stabilitas sosial. Sebab, menjaga ketertiban tak selalu harus dengan senjata, kadang cukup dengan dialog yang hangat dan keputusan yang adil.

banner 336x280