oleh

TINJAU KEGEMARAN VAPING SEBELUM ALAMI KONDISI MENGERIKAN INI

banner 468x60

JAKARTA — Banyak anggapan yang menyebut vape sebagai alternatif yang lebih aman daripada rokok konvensional. Namun, kenyataannya kebiasaan ini memiliki dampak yang merugikan pada kulit.

Para ahli kulit mengingatkan vaping dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari kehilangan kelembapan hingga kerusakan kulit yang serius. Seperti dilansir dari laman The Sun, Selasa (12/3/2024), berikut adalah empat kondisi mengerikan akibat kebiasaan ngevape:

banner 336x280

1. Menghilangkan Kelembaban dan Memperparah Kerutan

Meskipun tidak mengandung tembakau, cairan vape masih mengandung nikotin yang dapat mengakibatkan dehidrasi kulit. Nikotin merusak kolagen dan elastin dalam dermis, sehingga menyebabkan kerutan dan garis halus yang muncul lebih cepat.

“Vaping adalah cara tercepat untuk menghilangkan kelembapan kulit, membuka jalan menuju dehidrasi,” ujar seorang praktisi estetika di London Lip Clinic, Rupesh Shah.

2. Menyebabkan Kemerahan

Vaping memicu proses vasokonstriksi, di mana pembuluh darah di wajah menyempit dan menghambat aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan kemerahan pada wajah. Kondisi ini sulit untuk dikendalikan, dan dapat membuat kulit terlihat tidak sehat.

“Selain mengurangi jumlah darah yang dapat mencapai permukaan kulit, vaping juga membatasi nutrisi penting sehingga menyebabkan warna kulit tampak kuning,” jelasnya.

3. Hambat Penyembuhan Kulit

Vaping dapat menghambat proses penyembuhan kulit, sehingga menyebabkan luka atau goresan sulit sembuh. Aliran oksigen yang terbatas karea vaping dapat memperlambat proses penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.

“Selain mengurangi oksigen pada luka, vaping menyebabkan trombosit darah saling menempel, menyebabkannya menebal, sehingga sulit bergerak melalui pembuluh darah kecil di tubuh,” tuturnya.

4. Memperburuk Kondisi Kulit

Jika Anda memiliki penyakit kulit seperti eksim atau psoriasis, kebiasaan vaping dapat memperburuk kondisi tersebut. Cairan dalam vape mengandung zat sintetis dan aditif yang dapat memicu peradangan pada kulit, sehingga meningkatkan risiko kambuhnya penyakit kulit.

“Keparahan kondisi kulit bisa meningkat dengan cepat seiring kulit berjuang untuk menyembuhkan dirinya sendiri,” tukasnya. (***)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan