JAKARTA — Anggota Komisi X DPR Fraksi Partai Gerindra, Sodik Mudjahid, mengusulkan agar program makan siang gratis diintegrasikan ke dalam Kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum tersebut telah dijalankan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
“Apakah integrasi dengan program Merdeka Belajar? saya kira integrasi. Tapi kita harus merancang dengan sangat terformulasi dengan baik, dengan efektif, langkah-langkah atau kebiasaan-kebiasaan atau pendidikan di balik program makan siang ini,” kata Sodik.
Politisi Partai Gerindra ini memastikan bahwa program makan siang gratis tidak akan memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Sodik juga mengaku memiliki tim yang telah menghitung anggaran pendidikan sekitar Rp. 400 triliun.
“Tim kami sudah menghitung bagaimana 400 triliun itu. Bisa dibiayai dari sektor-sektor lain, dibiayai oleh APBN tanpa mengganggu Dana BOS itu,” kata Sodik.
Sebagai penggantinya, dana untuk program tersebut akan diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tanpa mengurangi dana yang telah dialokasikan untuk BOS.
Hal tersebut sebagai langkah bijak untuk menjaga keberlanjutan program dan memastikan tidak terganggunya sumber daya yang sudah diarahkan untuk pendidikan.
Sodik menyatakan bahwa program makan siang gratis akan berdampak juga pada perekonomian masyarakat.
Dengan adanya program ini, ia memperkiraan akan ada 48 ribu dapur yang menyerap sekitar 2,4 juta tenaga kerja. Usulan ini mempertimbangkan anggaran pendidikan Rp 400 triliun yang dapat membiayai program makan siang gratis tanpa mengganggu dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Saya ingin cerita juga tentang aspek-aspek lainnya. Tentang kemiskinan, tentang gizi, tentang ketenagakerjaan. Kami sudah menghitung ada 48 ribu dapur nanti akan dibentuk dan masing-masing menyerap 50 tenaga kerja,” tutup Sodik. (***)
Komentar