BIAK — Kabar gembira bagi masyarakat Papua, di RSUD Biak sudah ada layanan katerisasi jantung. Sekarang tak perlu lagi terbang ke luar pulau seperti ke Kota Makassar, Surabaya, bahkan hingga Jakarta hanya untuk berobat.
Wajah Papua dalam satu dasawarsa terakhir telah banyak berubah setelah pemerintah melakukan pembangunan besar-besaran di segala bidang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Bumi Cenderawasih. Salah satunya adalah sektor kesehatan melalui kehadiran pelayanan katerisasi jantung di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Biak di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Ini merupakan layanan pertama yang disediakan oleh sebuah rumah sakit di Papua. Keberadaan layanan katerisasi jantung menjadi kabar gembira bagi para penderita jantung karena mereka tak perlu lagi repot-repot terbang ke luar pulau seperti ke Kota Makassar, Surabaya, bahkan hingga Jakarta hanya untuk berobat.
Keberadaan layanan pengobatan jantung di RSUD Biak tersebut bagian dari implementasi visi misi mewujudkan Papua sehat dengan merawat dan mengobati pasien warga Papua supaya dapat sembuh dan sehat kembali. Layanan kesehatan jantung yang diberikan antara lain berupa kateterisasi jantung dan angiografi untuk menentukan diagnostik penyakit jantung dan pembuluh darah.
Proses kateterisasi diawali dengan pemeriksaan kesehatan bagi pasien oleh dokter spesialis penyakit jantung dilanjutkan intervensi nonbedah sesuai indikasi melalui pembuluh darah. Bagi sebagian orang awam, kateterisasi jantung adalah istilah umum yang digunakan untuk rangkaian prosedur pencitraan untuk memasukkan kateter ke dalam bilik atau pembuluh darah jantung.
Pada saat kateter berada di posisi yang telah ditentukan, alat tersebut bisa digunakan untuk melaksanakan sejumlah prosedur pemeriksaan lebih lanjut hingga terapi. Misalnya, angiografi koroner (coronary angiography), angioplasti, dan pemasangan katup buatan (balloon valvuloplasty).
Menurut Direktur RSUD Biak dokter Ricardo Mayor, layanan perawatan kateterisasi jantung di rumah sakit yang terletak di Brambaken, Kecamatan Samota ini ditangani oleh dua dokter spesialis penyakit jantung. Rencananya, mulai tahun 2024 jumlah ahli jantung akan ditambah satu orang lagi dengan spesialisasi memasang ring bagi pasien penyakit jantung.
Saat ini, dokter bersangkutan masih menyelesaikan pendidikan spesialisasi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ricardo berharap, penambahan dokter spesialis penyakit jantung tersebut dapat meningkatkan pelayanan kepada di RSUD Biak. Ia menegaskan, jika ada warga Papua sakit jantung, kini sudah tidak perlu lagi bersusah payah pergi ke kota lain di luar Papua.
“Mereka cukup datang ke RSUD Biak sebagai rumah sakit rujukan untuk mengobati penyakit jantung dan akan mendapatkan pelayanan yang terbaik. Pemeriksaan kesehatan untuk pasien yang berobat di RSUD Biak akan dilayani menggunakan dengan peralatan kesehatan berstandar modern,” kata Ricardo seperti dilansir Antara.
Ricardo menjelaskan, terapi jantung melalui kateterisasi di RSUD Biak dilakukan untuk mengembalikan aliran ke pembuluh darah yang terhambat dengan menggunakan balon, cincin metal (stent), atau pembuluh darah pintas (graft). Kateterisasi berguna untuk membuka katup jantung stenotik (sempit) dan memperbaiki kerusakan bawaan.
Bila pada pemeriksaan angiografi atau kateterisasi didapatkan sumbatan pada arteri koroner, setelah kateterisasi jantung dapat langsung dilanjutkan untuk tindakan pemasangan tabung kecil atau stent. Melalui pipa penuntun, dokter akan memasukkan kawat halus yang lentur melewati daerah sumbatan sampai ke bagian bawah arteri yang sumbat.
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Joel H. Manurung, keberadaan layanan pasang ring di RSUD Biak akan sangat membantu banyak penderita jantung di Papua. “Pasang ring jantung itu memiliki manfaat sangat besar bagi penderita jantung. Karena dapat meredakan gejala nyeri di dada dan mengurangi konsumsi obat nyeri serta membuat napas lebih lega,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap menyatakan keberadaan layanan pengobatan jantung di RSUD Biak menjadi bagian dari peningkatan fasilitas kesehatan bagi warga Papua. “Kami melihat, besarnya biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat Papua untuk mendapatkan pengobatan jantung di rumah sakit luar Papua tentu membebani keuangan mereka,” ujarnya.
Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua, Pendeta Albert Yoku menyebutkan, fasilitas kesehatan terbaru di RSUD Biak tersebut merupakan bagian dari mewujudkan empat visi misi di era Otonomi Khusus Papua. Yakni mewujudkan Papua Sehat, Papua Cerdas, Papua Produktif, dan Papua Damai dalam kehidupan keseharian. (*)
Komentar