Jakarta, monitorkeadilan — Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko mengajak para purnawirawan TNI-Polri tetap solid di tahun politik. Moeldoko menyampaikan ini saat menghadiri Reuni Akbar Piala 81, di gedung Persada Purnawira Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (20/8).
“Politik itu guyonan, kalau kita serius bisa gila. Jadi jangan sampai gara-gara politik kita terpecah dan terpolarisasi. Kita harus tetap solid. Mari kita kawal bersama pelaksanaan Pemilu dan Pilpres agar berjalan aman dan demokratis,” tegasnya.
Sebagai informasi, Reuni Akbar Piala 81 merupakan ajang silaturahmi para alumni Akabri angkatan tahun 1981, baik dari TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, maupun Kepolisian. Selain Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, hadir pada acara tersebut, Kapolri 2013-2015, Jenderal Polisi (Purn) Sutarman, Kepala Staf TNI AL 2012-2014, Laksamana TNI (Purn) Marsetio, dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara 2012-2015, Marsekal TNI (Purn) Ida Bagus Putu.
Pada kesempatan itu, Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan, juga menyampaikan program-program kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo. Seperti pembangunan sumber daya manusia melalui perluasan akses dan peningkatan kualitas pendidikan. Di mana pemerintah telah memberikan beasiswa dan bantuan sosial untuk pendidikan dalam bentuk program Bantuan Operasional Sekolah, Program Indonesia Pintar, atau KIP Kuliah.
“Ini diberikan untuk memberikan jaminan pendidikan bagi putra-putri kita. Jadi bapak dan ibu nggak perlu khawatir lagi,” katanya.
Masih kata Moeldoko, pemerintah saat ini juga tengah bekerja keras menumbuhkan investasi di dalam negeri. Caranya, sambung dia, dengan menjaga stabilitas ekonomi dan politik, menyederhanakan regulasi melalui pendekatan omnibus law, dan melakukan refomasi birokrasi.
“Apa untungnya jika investasi tumbuh? Tentu ini akan membuka lapangan-lapangan kerja baru, dan penyerapan tenaga kerja akan semakin besar, angka pengangguran jadi turun. Ini harus dipahami oleh kita semua,” tandas Moeldoko.
“Jadi saya minta jangan lagi punya perasaaan skeptis (kurang percaya) terhadap kerja-kerja pemerintah,” imbuhnya.
Panglima TNI 2013-2015 ini menambahkan, apa yang sudah dicapai oleh pemerintahan Presiden Jokowi harus dijaga keberlanjutannya. Untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang memiliki daya tahan kuat agar bisa mewujudkan cita-cita bangsa, yakni Indonesia Maju 2045. “Seperti kata Presiden Jokowi, kita ini sedang lari marathon. Jadi butuh pemimpin yang memiliki endurance kuat,” pungkasnya.(*)
Komentar