JAKARTA, MONITORKEADILAN — Biasanya di wilayah perkotaan mie instan menjadi santapan alternatif paling favorit. Di samping banyak warga masyarakat yang cocok dengan rasa mie instan yang dibeli satu paket dengan bumbunya.
Saat ini varian rasa mie instan kian banyak. Pembeli pun kian mudah memilih rasa bumbu mie instan yang sesuai seleranya.
Berdasarkan amatan www.portalmajalengka.pikiran-rakyat.com, kepraktisan memasak mendominasi alasan masyarakat memilih mie instan menjadi santapan alternatif. Hanya mendidihkan air sekitar tiga menit, mencemplungkan mie ke dalamnya, mencampuri dengan bumbu yang sudah disediakan, jadilah hidangan mie instan panas.
Bertebaran pula warung-warung di pinggir jalan yang menyediakan masakan mie instan, sehingga kian praktis untuk dapat menikmati kuliner yang sangat populer tersebut.
Alasan lain, karena harga mie instan sangat akomodatif. Itu pula sebabnya mie instan biasanya menjadi favorit mahasiswa, pelajar, kalangan karyawan, dan lainnya.
Di pasar eceran, mie instan sudah dapat dibawa pulang dengan harga sekitar Rp3.000 hingga Rp4.000.
Dengan harga semurah itu, jika diperbandingkan harga yang harus dibayar untuk makan di Warteg dapat dipergunakan untuk membeli mie instan sekitar dua hingga tiga bungkus.
Mie instan menjadi makanan paling praktis dan paling banyak disantap bukan hanya di wilayah perkotaan, tetapi juga di pedesaan.
Namun, bagi para penggemar mie instan, apa lagi yang terbiasa menjadikan mie instan sebagai hidangan sehari-hari, patut waspada. Sebab mie instan dapat membahayakan kesehatan. Terutama yang kerap menyantap mie instan dalam jumlah dobel atau sengaja memilih kemasan jumbo.
Dikutip dari pmjnews.com, mie instan berpotensi menimbulkan diabetes, kanker, dan batu ginjal. Sedangkan menurut alodokter.com, sering mengkonsumsi mie instan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan gangguan ginjal.
Klikdokter.com menuliskan enam gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan akibat rutin mengkonsumsi mie instan, apa lagi sering menikmati mie instan versi dobel.
Disarikan dari ketiga portal, berikut gangguan-gangguan kesehatan yang dapat timbul karena menjadikan mie instan sebagai santapan harian :
1. Memicu diabetes
Kandungan kimia pengawet pada mie instan berpotensi mengganggu pelepasan gula dan insulin.
Di luar itu, mie instan mengandung karbohidrat sederhana yang sangat mudah diurai tubuh. Karena mengandung karbohidrat sederhana, mie instan dapat menyebabkan peningkatan gula di dalam tubuh secara cepat.
Jika kondisi ini terus-terusan terjadi, risiko terkena diabetes melitus ikut meningkat. Apa lagi begitu setelah mengkonsumsi mie instan, merasa kenyang, langsung lalu tidur.
2. Berpotensi kanker
Dilansir dari pmjnews.com, kimia pengawet pada mie instan adalah BHA dan TBH. Jika dikonsumsi terlalu sering kedua kimia dapat menyebabkan diare, asma, hingga kanker.
3. Batu ginjal
Kandungan garam yang sangat tinggi pada bumbu mie instan dapat memicu risiko pembentukan batu ginjal.
Gangguan pada fungsi ginjal dapat berisiko mempengaruhi organ vital lainnya, seperti jantung.
Menurut alodokter.com, dalam mie instan terdapat kandungan BPA yang dapat mengganggu hormon dan mempengaruhi perkembangan otak pada bayi dan anak-anak.
4. Tekanan darah tinggi
Kandungan garam atau natrium yang cukup tinggi pada mie instan dapat meningkatkan tekanan darah. Dilansir dari alodokter.com, dalam satu kemasan mie instan terdapat sekitar 860 mg natrium.
Sejumlah penelitian membuktikan, konsumsi natrium terlalu banyak dapat memicu tekanan darah tinggi serta dapat merusak pembuluh darah, hingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
5. Penyakit jantung
Diketahui, bumbu mie instan menggunakan monosodium glutamat (MSG) untuk meningkatkan rasa sehingga lebih terasa lezat.
Kandungan MSG dan natrium yang tinggi pada mie instan berisiko selain memicu tekanan darah tinggi juga menimbulkan aneka gangguan pada jantung.
Karena itu mie instan tidak dianjurkan bagi penderita hipertensi dan gagal jantung kongestif, pengguna obat diuretik maupun antidepresan.
6. Obesitas
Dalam porsi yang sama, jumlah kalori pada mie instan lebih tinggi dibanding nasi, kentang, atau makanan yang mengandung karbohidrat lainnya. Hal itu berpotensi memicu obesitas.
7. Kerusakan organ
Untuk membuat agar bentuk dan tekstur mie tidak mudah kering, biasanya pada mie instan yang dijual mengandung propylene glycol (PG). Zat ini sangat mudah diserap tubuh dan berpotensi menumpuk di ginjal, hati, maupun saluran pencernaan. Hal itu dapat membahayakan kesehatan organ.
Karena itu jika benar-benar ingin mengkonsumsi mie instan, dianjurkan tidak melebihi satu porsi dalam seminggu. Lebih dari jumlah itu aneka gangguan kesehatan pun menanti. ***
Komentar