Jakarta, monitorkeadilan — Gairah beribadah biasanya meningkat di Bulan Ramadan atau biasa juga disebut bulan puasa. Tak heran sepanjang bulan puasa, masjid-masjid ramai sejak pagi hingga malam. Demikian pun musala.
Namun belakangan muncul pertanyaan masyarakat, karena bulan puasa tahun ini masih terjadi pandemi Covid-19, bagaimanakah sebaiknya. Beribadah di tempat-tempat ibadah secara berjemaah, ataukah cukup beribadah di rumah.
Wakil Presiden yang juga kiai menjawab pertanyaan masyarakat tersebut.
Pemerintah memang membolehkan umat Islam menjalankan Salat Tarawih berjemaah di masjid maupun musala, tapi harus tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.
Sedangkan umat Islam yang berada di wilayah zona merah, dianjurkan untuk tetap beribadah di rumah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat membuka acara Syiar Islam dan Istighotsah Kubra dalam rangka Tarhib Ramadan, secara virtual, Jumat (9/4) tadi malam.
“Daerah yang masih dalam zona merah, itu dianjurkan menggunakan rukhsah (keringanan) atau kemurahan-kemurahan yang diperbolehkan, yaitu tidak melakukan tarawih atau tadarus di tempat umum atau masjid-masjid, untuk menghindari penularan (Covid-19),” kata Wapres.
Wapres menambahkan, anjuran ini juga disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Lebih jauh Wapres mengingatkan bahwa ibadah berjemaah di masjid, seperti salat tarawih dan tadarus hukumnya sunah, sementara menjaga diri dari penularan penyakit atau bahaya hukumnya wajib.
Oleh karena itu, ia meminta umat muslim memprioritaskan upaya menekan penularan Covid-19.
“Begitu juga kenapa pemerintah melarang mudik. Itu karena pengalaman tahun lalu, terjadi peningkatan (penularan) Covid-19 sampai 90 persen ketika mudik. Untuk itulah kenapa, menjaga itu, kemudian dilarang mudik. Saya kira kedudukannya itu sama saja, bahwa mudik atau silaturahim itu sunah, tetapi ada bahaya (penularan Covid-19),” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wapres mengimbau agar Ramadan kali ini dijadikan sebagai momentum untuk memperbaiki diri serta memohon ampun kepada Allah Swt serta memohon perlindungan-Nya, khususnya dari segala bencana yang tengah melanda Indonesia.
“Seperti kita tahu bahwa bulan Ramadan adalah bulan maghfirah, ampunan Allah. Karena itu, mari kita jadikan bulan Ramadan (sebagai bulan) untuk memohon ampun kepada Allah. Karena kita semua menyadari bahwa kita semua tidak ada yang tidak berdosa karena kita bukan orang yang maksum (terpelihara dari dosa),” pungkasnya.
Komentar