Jakarta, monitorkeadilan — Peralihan pengelolaan ladang minyak di Blok Rokan, Riau, dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina, tinggal menghitung hari.
Sesuai rencana, Pertamina mulai menangani pengelolaan blok minyak terbesar di Indonesia tersebut pada 9 Agustus tahun ini.
Memastikan peralihan berjalan lancar, Panitia Kerja (Panja) Migas Komisi VII DPR RI menyambangi PT CPI di Riau.
Kunjungan kerja spesifik para legislator senayan tersebut dipimpin Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin, Selasa (9/3). Menurut Alex banyak hal yang harus disiapkan dalam proses peralihan Blok Rokan ini.
Disebutkannya, Blok Rokan memiliki 115 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Potensi Lapangan Duri pertama kali ditemukan pada Tahun 1941 dan dimana produksi pertamanya terjadi pada Tahun 1951 dibawah pengelolaan Caltex yang kemudian berlanjut dibawah nama PT Chevron Pacific Indonesia hingga tahun 2021.
“Proses pengelolaan Blok Rokan sudah disepekati. Pengelolaan Blok Rokan akan resmi beralih dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) pada tanggal 9 Agustus 2021,” jelas legislator dapil Sumatera Selatan II itu.
Alex mengatakan, selama masa transisi perlu dilakukan komunikasi intensif berbagai pemangku kepentingan, khususnya kepada pihak PT Pertamina Hulu Rokan dan PT CPI, agar proses transisi seperti peralihan kontrak kerja mitra, aset, formula dan teknologi, transfer data, tenaga kerja, SOP dan lainnya dapat berjalan lancar. “Sehingga bisa menjaga produksi di Blok Rokan dan menahan natural decline rate atau penurunan alamiah dengan melakukan pemboran sesuai target,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengharapkan peralihan pengelolaan ladang minyak Blok Rokan dari CPI ke Pertamina tidak menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Ia juga berharap, Pertamina membuka peluang bagi masyarakat Riau apabila perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk meneruskan produksi di Blok Rokan.
Sementara Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyatakan komisinya mendukung penuh proses peralihan Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) kepada PT Pertamina (Persero).
Dijelaskannya, Komisi VII DPR RI pada beberapa masa sidang lalu sudah membahas dan melakukan pendalaman yang sangat seksama terhadap proses peralihan Blok Rokan tersebut. “Tidak lain karena ini memang adalah saat yang monumental. Bagaimanapun juga Blok Rokan ini adalah sangat penting keberadaannya bagi produksi migas kita,” tandas politisi Fraksi Partai Amanat Nasional (F-PAN) itu sambil mengatakan tidak ada produksi migas Indonesia yang mencapai lifting sebesar Blok Rokan.
“Kami mendukung agar Pertamina bisa meningkatkan lifting dari Blok Rokan ini untuk waktu-waktu ke depan. Kita punya harapan besar kepada Pertamina. Karena Pertamina selain merupakan kebanggaan, tapi juga merupakan harapan kita, supaya Blok Rokan ini bisa dikelola dengan sebaik-baiknya,” tutur Eddy lebih lanjut.
“Kami juga berharap, Chevron dapat bekerjasama dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh agar proses peralihan Blok Rokan kepada Pertamina ini bisa berjalan secara baik,” imbuh legislator dapil Jawa Barat III itu.
Komentar