oleh

SOSOK BERANI DAN TEGAS, LISTYO SIGIT TANGANI 485 PERKARA KORUPSI

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan — Sebelum dilantik menjadi Kapolri ke-25, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menapaki karier setahap demi setahap sejak lulus Akademi Kepolisian (Akpol) 1991.

Di tahap awal, Listyo pernah memimpin Polsek Duren Sawit pada 1999 dan Polsek Tambora pada 2003. Kemudian, Sigit diangkat menjadi Kapolres Kota Surakarta pada 2011.

banner 336x280

Di kota ini, Sigit mulai dekat dengan Joko Widodo. Saat itu Jokowi Walikota Surakarta.

Selama bertugas di Surakarta alias Solo, Sigit tercatat pernah menangani satu kasus menonjol yakni bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Kepunton, Solo. Bersama Jokowi, ia membangun kembali citra Kota Solo usai peristiwa bom tersebut.

Sigit ditarik ke Jakarta dan menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat II Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri pada 2012. Saat Jokowi menang Pilpres 2014, ia ditugaskan untuk menjadi ajudan Presiden. Dua tahun berikutnya, ia mengepalai Polisi Daerah Banten, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada 2018.

Pemegang gelar S2 Ilmu Kepolisian di Universitas Indonesia itu kemudian kembali ke bidang Reserse ketika diangkat menjadi Kepala Badan Reserse Kriminal Polri pada 2019, menggantikan Idham Aziz yang saat itu diangkat menjadi Kapolri.

Pencalonan Sigit sebagai Kapolri terbilang mulus. Sejak Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengirimkan Surat Presiden (Surpres) berisi usulan nama calon Kapolri ke pimpinan DPR, Rabu (13/1), praktis tak ada perdebatan berarti soal sosok Sigit. Semua Fraksi di DPR, baik itu yang berasal dari partai pendukung pemerintah maupun oposisi, sama-sama tak mempermasalahkan sosoknya.

Ungkapan Novel Baswedan

Sementara itu, terpisah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berharap Listyo Sigit Prabowo berani membersihkan Polri, terutama terkait masalah faksi-faksi di internal yang memicu saling sandera dan mengganggu kinerja kepolisian.

“Komjen Listyo Sigit adalah pribadi yang berani dan antikorupsi. Sehingga Pak Sigit berani perbaiki Polri,” tuturnya seperti dilaporkan portal Kepolisian Daerah Metro Jaya Jakarta.

Masih dari portal yang sama, Dyastriningrum Subandiati, teman sekelas Sigit di SMA 8 Yogyakarta, mengungkap setidaknya dua sikap Kapolri terbaik ini yang enggan ikut ‘korupsi kecil-kecilan’ di masa mudanya. Yaitu, enggan memberi contekan dalam ujian serta tak mau diajak bolos sekolah.

“Pak Sigit (Listyo) tak mau diajak bolos. Ketika itu ada ulang tahun seorang teman sekelas. Kami kompak bolos sekelas untuk merayakan ulang tahun teman di lapangan tenis,” kata Dyas yang bangkunya ada di depan Sigit saat kelas 2 dan 3 pada Jurusan Fisika SMA 8 Yogyakarta.

Tangani 485 Perkara Korupsi

Berdasarkan keterangan Mabes Polri, Sigit sudah menangani 485 perkara korupsi dan berhasil menyelamatkan uang negara lebih dari Rp310 triliun.

Jenderal Sigit juga disebut ikut menangkap buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cassie) Bank Bali Djoko Tjandra di Malaysia, 2020.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *