Jakarta, monitorkeadilan.com — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuturkan pandemi Covid-19 telah menyeret hampir 50 juta orang Indonesia ke garis kemiskinan. Meski masih dalam bentuk penghitungan kasar, namun Muhadjir menegaskan jumlahnya tak jauh dari perkiraan tersebut, bahkan masih berpotensi meningkat.
“Angka kemiskinan saya belum berani memastikan karena ini masih terus bergerak, tapi perkiraan kita bisa di atas 30 juta bahkan bisa sekitar 50 jutaan. Tapi ini sekali lagi terus bergerak, dan ini sangat tergantung pada sampai kapan Covid-19 ini bisa kita hentikan” kata Muhadjir dalam program Closing Bell (14/5/2020).
Lebih lanjut,dia menjelaskan membludaknya angka tersebut lantaran melemahnya banyak sektor ekonomi di Indonesia seperti sektor industri, manufaktur, UMKM, maupun perbankan. Hal itu menyebabkan banyak bermunculan masyarakat miskin baru, di mana artinya sebelumnya mereka merupakan golongan masyarakat menengah bahkan atas, namun menjadi miskin karena pemutusan hubungan kerja dan lain-lain.
Untuk mencegah penambahan jumlah penduduk miskin, Muhadjir menjelaskan pemerintah sedang berusaha mencegah terjadinya hibernasi ekonomi yang terlalu dalam. Pencegahan ini dilakukan salah satunya melalui pemberian berbagai macam insentif yang diharapkan dapat kembali menggairahkan ekonomi.
“Kita sekarang ini dalam sektor ekonomi sedang mencegah terjadinya hibernasi ekonomi terlalu dalam. Kalau hibernasi terlalu dalam sampai menyentuh fundamental ekonomi, nanti untuk bangkit kembali kan susah. Jadi berbagai macam insentif yang diberikan itu ya untuk menjaga jangan hibernasi tadi,” ujar Muhadjir.
Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin per September 2019 sebesar 24,79 juta orang, menurun 0,36 juta orang terhadap Maret 2019. Angka kemiskinan September 2019 juga menurun 0,88 juta orang terhadap September 2018.
(MK/Eko)
Komentar