Jakarta, monitorkeadilan.com — Ahmad Hanafi Rais Wiryosudarmo atau yang lebih akrab disapa Hanafi Rais mengundurkan diri dari kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN periode 2020-2025, Ketua Fraksi PAN DPR RI, dan anggota DPR RI periode 2019-2024
Pengunduran diri itu ia sampaikan lewat sepucuk surat yang ia ketik dan tanda tangani di atas meterai Rp6.000, Selasa (5/5).
Ketua DPW PAN Sulawesi Barat Muhammad Asri Anas yang dikenal sebagai loyalis Hanafi membenarkan pengunduran itu. Dia bilang Hanafi telah sejak lama mempertimbangkan mundur dari partai.
“Kami sering diskusi, Hanafi kapan mundur dari ketua fraksi dan pengurus, tapi ternyata lebih radikal mundur dari anggota DPR RI,” imbuhnya.
Hanafi adalah sosok yang kerap disebut sebagai ‘putra mahkota’ karena ayahnya, Amien Rais, merupakan pendiri PAN.
Meski didukung nama besar bapaknya, Hanafi cukup militan berkiprah di partai. Dia adalah pendiri Ultras PAN Yogyakarta.
Karir politiknya di PAN mulai terlihat jelang Kongres III PAN yang digelar di Batam.
Saat itu Hanafi menyatakan dukungan dan siap menjabat sebagai Sekjen DPP PAN bila Drajad Wibowo terpilih menjadi Ketum PAN periode 2010-2015. Namun, dukungan itu ternyata tak berhasil mengantarkan Drajad keluar sebagai pemenang.
Kongres III PAN memutuskan Hatta Rajasa sebagai Ketum PAN 2010-2015.
Pria kelahiran 10 September 1979 itu selanjutnya mencalonkan diri menjadi Wali Kota Yogyakarta dengan menggandeng Tri Harjun Ismaji dengan diusung oleh PAN pada 2011.
Hanafi dan pasangannya gagal karena kalah perolehan suara dari pasangan calon yang diusung PDIP dan Golkar yakni Haryadi Suyuti dan Imam Priyono.
Berselang tiga tahun, Hanafi menebus kekalahan di Pilkada Yogyakarta dengan berhasil melenggang ke Senayan pada Pemilu 2014.
Ia meraup suara tertinggi di daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan 197.915 suara. Hanafi bahkan mengalahkan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo yang kala itu hanya memperoleh 77 ribu suara.
Di periode pertamanya sebagai anggota DPR RI, Hanafi langsung menjabat sebagai pimpinan komisi yang membidangi pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, dan intelijen yakni Wakil Ketua Komisi I.
Karir politik Hanafi di PAN pun mengalami peningkatan di tahun berikutnya. Ayah dari dua orang itu kemudian didapuk untuk menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP PAN usai perhelatan Kongres IV PAN yang memutuskan Zulkifli Hasan sebagai Ketum PAN 2015-2020.
Pada Pemilu 2019, Hanafi kembali terpilih untuk melenggang ke Senayan mewakili daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kali ini, suara yang diperoleh Hanafi sedikit melorot dibandingkan yang diperoleh di 2014 ke angka 171.316.
Sebagai anggota DPR RI 2019-2024, Hanafi pun ditunjuk partainya untuk menjabat sebagai Ketua Fraksi PAN DPR RI.
Kongres V PAN yang digelar di Kendari, Sulawesi Tenggara, Februari lalu disebut-sebut sebagai momentum politik terbaik bagi sang putra mahkota untuk menggapai kursi politik tertinggi PAN.
Nama Hanafi sempat masuk ke dalam bursa calon Ketum PAN periode 2020-2025. Namun hal tersebut tidak terjadi. Ayahnya, Amien Rais, hanya menempatkan Hanafi sebagai calon sekjen bila Mulfachri Harahap terpilih sebagai Ketum PAN 2020-2025.
Skenario Amien ini pun urung terjadi karena Mulfachri kalah perolehan suara dari Zulkifli Hasan-calon petahana-di Kongres V PAN.
Berbagai dinamika sempat bermunculan pascapenyelenggaraan Kongres V PAN.
Salah satunya, Hanafi mencopot Mulfachri dari jabatan Wakil Ketua Komisi III DPR RI. Padahal, Mulfachri merupakan sosok yang didukungnya menjadi Ketum PAN 2020-2025 di Kongres V PAN.
Kongres V PAN juga disebut-sebut sebagai indikasi tergerusnya ketokohan dan pengaruh Amien Rais dalam tubuh partai.
“Kalau dibilang sudah luntur iya, Tapi kalau tamat atau hilang, enggak juga karena perolehan suara Mulfachri juga cukup banyak. Bisa dibilang sudah tidak dominan,” kata Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengomentari kemenangan Zulhas dua kali beruntun dalam Kongres PAN, beberapa waktu lalu.
Kini, Hanafi pun telah menyatakan mundur dari kepengurusan DPP PAN 2020-2025, Ketua Fraksi PAN DPR RI, serta anggota DPR RI 2019-2024.Keputusan ini diambil tak lama setelah muncul rumor keinginan ayahnya membentuk partai baru.
Rumor Amien membentuk partai baru muncul pada Maret atau setelah Kongres V PAN berakhir. Asri Anas menjelaskan bahwa pembentukan partai baru dilakukan karena Amien dan beberapa tokoh lainnya merasa PAN sudah melenceng dari misi awal.
Asri mengatakan ada tokoh nasional yang menyebut PAN saat ini sebagai partai murahan.
Dalam gerakan ini, kata Asri, telah ada 150 pimpinan di provinsi dan kabupaten/kota yang sudah merapat ke kubu Amien Rais. Amien pun disebut sudah memulai safari politik ke penjuru Nusantara untuk memastikan kekuatan di daerah.
Di sisi lain, Hanafi hingga saat ini masih belum memberikan keterangan utuh ihwal yang membuatnya mundur dari kepengurusan PAN dan DPR.
(MK/Politik)
Komentar