Jakarta, monitorkeadilan.com — Program Kartu Prakerja terus menjadi sorotan publik. Bahkan tak mereda meski beberapa staf khusus presiden yang secara langsung ‘terlibat’ telah mengundurkan diri. Banyak pihak bereaksi dengan program pemerintah ini. Tak terkecuali netizen yang bersuara lantang.
Program Kartu Prakerja yang sejatinya dipersiapkan pemerintah Joko Widodo untuk memberikan serta meningkatkan keterampilan angkatan kerja. Namun yang menjadi sorotan, program ini dianggap banyak akal-akalan dan tak tepat sasaran.
Tak hanya itu, temuan-temuan dari para netizens terkait program Kartu Prakerja kini juga ramai jadi pembicaraan di media sosial. Salah satunya terkait dengan pelatihan memancing yang ditemukan akun twitter @wilsonsitorus. Lengkap dengan screeshotnya.
“Pak @jokowi yg baik. Saya sudah kehabisan akal manakala mendapati ini,” tulis akun twitter @wilsonsitorus yang langsung mendapat tanggapan dari netizen yang kebanyakan merasa marah dan kesal dengan temuan terbaru ini.
“Saya sangat jarang berkata lancung di timeline Pak @jokowi bahkan punya kuota tiga kali setahun hanya untuk mengatakan seseorang tidak pandai.Tapi saya jengkel, dan semakin jengkel menemukan pelatihan seperti ini,” lanjut cuitannya.
Pak @jokowi yg baik. Saya sudah kehabisan akal manakala mendapati ini pic.twitter.com/0nxqFRLTPc
— ☯️Tuan Wahai (@wilsonsitorus) April 30, 2020
Pemilik akun ini menemukan program Kartu Prakerja yang menjadi kontroversi tersebut memasukkan pelatihan memancing berkerja sama Tokopedia. Dijelaskan dalam screenshoot tersebut programnya bernama Paket Dasar Memancing & Kelautan yang dibanderol Rp799 ribu. Termasuk lengkap dengan kurikulum dan jadwal kelas.
Cuitan akun @wilsonsitorus ini langsung banjir komentar dan telah di retweets hingga 3,6 ribu lebih oleh pengguna jejaring sosial tersebut. Hal ini tentu melengkapi daftar ‘aneh’ program prakerja yang lain termasuk program pelatihan wartawan yang dilakukan pihak tak berkompeten.
Tanggapan PKS
Wakil Ketua Fraksi PKS Sukamta, mengkritik kartu Prakerja sebagai program yang tidak tepat sasaran dan asal-asalan peruntukannya.
Pasalnya, Sukamta mendengar, orang yang tidak sesuai kriteria justru menjadi peserta program tersebut.
“Ini program yang semakin tampak dilakukan secara ngawur,” kata Sukamta dalam pesan singkatnya, Jumat (1/5).
Sejak awal, Sukamta menyebut, program Prakerja seperti dipaksakan dalam kondisi pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Konsep program diubah oleh pemerintah. Awalnya hendak digunakan mengatasi pengangguran. Kini menjadi jaring pengaman sosial untuk buruh atau pekerja yang terdampak pandemi.
“Terbukti ada sekian peserta yang mengaku di media daring, mereka dinyatakan lolos gelombang kedua, padahal tidak sesuai kriteria. Mereka hanya ingin mengetahui keakuratan program ini dalam memilih peserta sesuai kriteria, dan terbukti hanya omong kosong keakuratannya,” ucap politikus DPR RI itu.
Selain menyoal peruntukan, Sukamta mengkritik program kartu Prakerja karena sistem pelatihan daring yang dinilainya aneh.
Pasalnya, kata Sukamta, peserta bisa mempercepat pelatihan daring, yang dilakukan dengan menyaksikan video. Setelah mempercepat, peserta langsung mendapatkan sertifikat tanda lulus pelatihan.
“Cerita yang sudah mencoba, bisa skip video tutorial kemudian ikut ujian ketika skornya bagus, langsung bisa dapat sertifikat tanda lulus. Ini pelatihan apaan, apakah bisa menjamin peserta sudah terampil?” ungkap Sukamta keheranan.
Selain itu, Sukamta turut menyoroti tidak adanya bantuan permodalan bagi peserta yang lolos pelatihan daring. Tanpa hal itu, pelatihan kerja menjadi sia-sia.
“Sekadar melihat video tutorial, dan juga tidak diberikan modal berupa alat pancing, kan, jelas pembodohan rakyat dengan pelatihan secara online senilai Rp 5,6 triliun,” tutur dia.
(MK/Tekno)
Komentar