Jakarta, monitorkeadilan.com — Kekerasan di ibu kota India yang menargetkan warga Muslim, telah meninggalkan sedikitnya 47 Muslim meninggal dunia dan 350 lainnya terluka, setelah ekstrimis Hindu melancarkan serangan tanpa ampun yang dipicu oleh retorika pemerintahan Narendra Modi, ujar laporan Al Jazeera (2/3/2020).
Kerusuhan berawal karena RUU kewarganegaraan baru yang dilihat diskriminatif terhadap Muslim.
Partai Bharatiya Janata yang berkuasa, yang mengendalikan pemerintah India, dituduh memarginalkan minoritas Muslim India yang berjumlah 200 juta jiwa. Banyak kritikus menuduh pemerintah memihak warga Hindu dalam kerusuhan yang dimulai saat Modi menjamu Presiden Trump.
“Pemerintah gagal dalam tugasnya untuk melindungi warganya,” kata Anurima Bhargava, seorang komisaris organisasi Amerika. “Kekerasan brutal dan tak terkendali yang tumbuh di Delhi tidak bisa dilanjutkan.”
Polisi telah membiarkan gerombolan massa melakukan serangan dan pengrusakan, dan mencegah Muslim yang terluka dari mendapatkan bantuan.
(MK/Int)
Komentar