Jakarta, monitorkeadilan.com — Semakin banyak warga keturunan Gorontalo yang telah memiliki KTP dan menjadi warga DKI Jakarta sejak belasan hingga puluhan tahun lalu. Mereka telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian Ibu Kota.
Namun sayangnya sebagian besar masih hidup dalam kondisi perekonomian yang berkekurangan, ada juga yang berada di garis kemiskinan. Sebagai sebuah entitas masyarakat dari suku yang minoritas di Jakarta dan budaya mereka yang tidak suka menonjolkan identitas kesukuan secara jelas, warga keturunan Gorontalo membutuhkan dukungan untuk dapat melakukan mobilitas vertikal secara ekonomi.
Mencermati realitas tersebut, Ketua Pembina Lembaga Pendidikan Pelatihan (LPP) Sweet Media, Idah Syahidah, menginstruksikan Direktur LPP Sweet Media untuk mengambil inisiatif melakukan komunikasi dengan pemerintah provinsi (Pemrov) DKI Jakarta untuk menjadi fasilitator bagi warga keturunan Gorontalo di Jakarta. Tidak lama setelah mengirim surat, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merespon melalui jajarannya, dan mereka mengundang LPP Sweet Media (Kamis 13/2) untuk melakukan audiensi di Kantor Gubernur Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan Jakarta.
Pertemuan dihadiri oleh perwakilan LPP Sweet Media yang dipimpin oleh Direktur Van Sweet, sedang dari Pemrov hadir pejabat-pejabat dari Dinas PKK UKM, DPP APP, Dinas Kebudayaan, Bagian Perekonomian, Dinas KPKP, dan Dinas Parekraf, serta perwakilan Walikota Jakarta Utara sebagai wilayah yang cukup banyak dihuni oleh warga keturunan Gorontalo. Perlu diketahui, di Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara terdapat jalan dan taman khusus bernama Gorontalo.
Diawali dari pemaparan oleh Van Sweet mengenai kondiksi faktual warga keturunan Gorontalo di Jakarta, program pemberdayaan LPP Sweet Media di Gorontalo, hingga rencana program pemberdayaan warga keturunan Gorontalo di Jakarta, terutama yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Acara audiensi berlangsung hangat dan akrab ketika semua pejabat yang hadir memberikan pandangan, masukan, dan tanggapannya. Diskusi berjalan seru ketika antar dinas dan bagian mulai saling berbagai program pemberdayaan, ditambah pengalaman LPP Sweet Media di Gorontalo ternyata bisa memperkaya khasanah konsep mereka.
Semua yang hadir sangat kagum setelah melihat dokumentasi kegiatan pemberdayaan yang telah dilakukan oleh LPP Sweet Media setidaknya 2-3 tahun terakhir. Mereka semakin takjub setelah dijelaskan oleh Van Sweet bahwa kegiatan LPP Sweet Media didanai secara pribadi oleh Ketua Pembina Idah Syahidah.
Inisiatif dan kemandirian program LPP Sweet Media sebagai lembaga non-pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat sejalan dengan visi Gubernur Anies Baswedan yang mengadopsi konspe City 4.0, di mana program pembangunan dan pemberdayaan dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah daerah, masyarakat tidak lagi dipandang hanya sebagai objek semata.
Dengan antusias mereka menyatakan siap mendukung program pemberdayaan yang akan dilakukan oleh LPP Sweet Media di DKI Jakarta, bahkan secara lisan minta diundang dan dilibatkan dalam pelaksanaan program pemberdayaan. Mereka menjelaskan program-program apa saja dari Pemrov DKI Jakarta yang beririsan dengan program pemberdayaan masyarakat dari LPP Sweet Media.
Target Anies Baswedan untuk melahirkan 200.000 UKM baru di Jakarta yang dapat lulus “7 Langkah” dapat cepat diwujudkan dengan adanya sinergi pelatihan dari LPP Sweet Media.
Program ketahanan pangan warga yang baru diluncurkan juga dapat dinikmati oleh warga. Di sini LPP Sweet Media mengambil peran sebagai fasilitator yang menjelaskan dan membantu warga untuk ikut program Pemrov DKI Jakarta.
Berbagai fasilitas dan program dari Dinas Kebudayaan juga bisa menjadi katalisator program pemberdayaan sehingga “kemasan” pemberdayaan bisa lebih menarik dan tidak monoton.
Besarnya perhatian Pemrov DKI Jakarta dibawah kepemimpina Anies Baswedan terhadap peningkatan kualitas manusia seperti bertemunya “ruas dan buku” ketika di-sinergi-kan dengan program pemberdayaan masyarakat LPP Sweet Media.
(MK/Ekonomi)
Komentar