oleh

“Master Transfer” Sepakbola itu Bernama Jurgen Klopp !!

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Tangan dingin Jurgen Klopp dalam pembelian pemain sejak 2015 menjadi salah satu kunci sukses Liverpool saat ini. Klopp punya kebijakan pembelian pemain yang membuatnya pantas disebut sebagai ‘Master Bursa Transfer’ saat ini.

Liverpool terlihat adem ayem pada bursa transfer Januari 2020. Hanya gelandang serang asal Jepang Takumi Minamino yang hingga saat ini diboyong Liverpool dari Red Bull Salzburg.

banner 336x280

Harga Minamino tidak mahal. Liverpool hanya mengeluarkan 7,25 juta poundsterling atau setara Rp129 miliar untuk mendapatkan pemain 24 tahun tersebut. Minamino direkrut sebagai pelapis Mohamed Salah atau Sadio Mane menyusul sering cederanya Xherdan Shaqiri dan Alex Oxlade-Chamberlain.

Kelihaian Klopp dalam bursa transfer sudah ditunjukkan pelatih asal Jerman itu sejak di Mainz 05 sepanjang 2001 hingga 2008. Dengan bujet sangat minim, Klopp berhasil membawa mantan klubnya itu promosi ke Bundesliga untuk kali pertama dalam sejarah pada musim 2004/2005.

Klopp berhasil membawa Mainz finis di posisi 11 pada musim 2004/2005 dan 2005/2006 meski menjadi tim dengan bujet dan stadion terkecil di Bundesliga ketika itu. Mainz bahkan lolos ke babak kualifikasi Piala UEFA.
Ketika dipercaya melatih Borussia Dortmund mulai 2008, Klopp mempertahankan kejelian di bursa tranfer. Perlahan tapi pasti Klopp mendatangkan pemain yang kemudian menjadi kunci sukses Dortmund. Hebatnya Klopp merekrut para pemain itu dengan harga murah.

Mats Hummels dibeli dari Bayern Munchen dengan hanya 4,2 juta euro pada 2009, Sven Bender dengan harga 1,5 juta euro, Neven Subotic 4,5 juta euro, Robert Lewandowski 4,75 juta euro, Ivan Perisic 5,5 juta euro, Iklay Gundogan 5,5 juta euro, dan Nuri Sahin dengan 7 juta euro.

Daftar itu masih panjang dengan Shinji Kagawa yang direkrut dengan hanya 350.000 euro, Sokratis 10 juta euro, Pierre-Emerick Aubameyang 13 juta euro, Marco Reus 17 juta euro, dan pemain termahal Klopp di Dortmund adalah Henrikh Mkhitaryan yang dibeli 27,5 juta euro dari Shakhtar Donetsk.

Berbekal pemain itu Klopp berhasil merebut dua gelar Bundesliga, satu DFB Pokal, dua Piala Super Jerman, dan menjadi runner-up Liga Champions 2013. Dortmund sempat sejenak mengakhiri dominasi Bayern Munchen, yang memiliki dana yang lebih besar.
Ketika dipercaya menjadi pelatih Liverpool mulai Oktober 2015, Klopp perlahan membangun fondasi kekuatan skuat The Reds. Joe Gomez dan Roberto Firmino dibeli dengan harga cukup murah, sedangkan James Milner didapat dengan gratis. Hanya Christian Benteke yang dibeli mahal dari Aston Villa tapi kemudian jadi pembelian gagal.

Musim berikutnya ada Joel Matip, Sadio Mane dan gelandang Georginio Wijnaldum yang diboyong Klopp ke Anfield. Baru pada musim 2017/2018 Klopp mulai mendapat kritikan, setelah mengeluarkan uang cukup banyak ketika merekrut Virgil van Dijk hingga 70 juta poundsterling dari Southampton.
Tapi, di musim yang sama Klopp juga menunjukkan kembali kepiawaian membeli pemain dengan mendapatkan Mohamed Salah dengan 36,9 juta poundsterling dan Andy Robertson dengan 8 juta poundsterling.

Pengeluaran boros kembali dilakukan Klopp pada musim lalu, ketika membeli Naby Keita, Fabinho, dan Alisson dengan harga yang cukup mahal. Bahkan Alisson sempat menjadi kiper termahal di dunia dengan transfer 66,8 juta poundsterling.
Baru musim ini Klopp mulai mengerem membeli pemain. Hanya Minamino menjadi pemain termahal, sedangkan pada awal musim Liverpool hanya membeli Sepp van der Berg dari PEC Zwolle dengan harga 1,3 juta poundsterling.

Pembelian Tak Sia-sia

Kritikan yang didapat Klopp ketika boros mengeluarkan uang dalam dua musim terakhir mulai terbayar. Musim lalu Liverpool sukses merebut gelar Liga Champions usai mendatangkan Alisson dan Van Dijk, setelah musim lalu gagal menjadi juara karena blunder Loris Karius.
Jika melihat pembelian yang dilakukan Klopp, pelatih 52 tahun itu hanya merekrut pemain yang benar-benar dibutuhkan Liverpool. Contoh Klopp ngotot ingin mendapatkan Van Dijk dan Alisson karena dia sadar lini belakang serta kiper The Reds rapuh.

Keberhasilan mendapatkan Van Dijk dan Alisson juga menjadi bukti kehebatan Klopp di bursa transfer. Pasalnya, Van Dijk menolak Manchester City untuk bergabung dengan Liverpool dan Alisson menolak Chelsea. Padahal kedua klub itu lebih menjanjikan gaji yang lebih besar daripada Liverpool.

Klopp juga tahu kapan untuk tidak memaksakan pembelian pemain, seperti yang terjadi dengan Nabil Fekir. Menjelang musim 2018/2019 Liverpool dikabarkan tinggal selangkah lagi mendapatkan Fekir dari Lyon. Suporter Liverpool sangat mengharapkan Fekir menyusul kepergian Philippe Coutinho pada Januari 2018, tapi kemudian negosiasi menemui jalan buntu.
Sikap Klopp yang tidak ngotot mendatangkan Fekir terbukti menjadi keputusan yang tepat. Terbukti pemain asal Prancis itu menurun performanya bersama Lyon pada musim lalu dan kemudian dilepas ke Real Betis musim ini. Fekir pun tidak mampu memenuhi harapan bersama Betis.

Selain mampu mendatangkan pemain yang pas untuk Liverpool, Klopp juga jago mendatangkan pemain dengan harga yang cukup murah. Contoh nyata adalah ketika membeli Mohamed Salah dari AS Roma dengan transfer 36,9 juta poundsterling.
Efek Salah langsung terasa nyata sejak musim pertama. Bandingkan dengan langkah Everton yang membeli penyerang Richarlison dengan harga 50 juta poundsterling satu tahun usai Salah datang ke Anfield. Penyerang asal Brasil itu gagal mengangkat Everton hingga kini.

Klopp tidak akan segan-segan mengeluarkan dana besar jika dia merasa pemain itu cocok untuk Liverpool. Uang 52 juta poundsterling untuk membeli Naby Keita mungkin terlihat banyak, tapi ketika dibandingkan dengan Chelsea yang menolak 55 juta poundsterling dari Barcelona untuk pembelian Willian yang sudah 31 tahun, jelas uang dikeluarkan untuk membeli Keita yang masih 24 tahun lebih masuk akal.

Satu lagi kelebihan Klopp adalah dia berani melepas pemain bintang yang sudah tidak punya hati bermain di Liverpool. Penjualan Coutinho bahkan memberi kesempatan bagi The Reds menemukan bentuk terbaik di bawah asuhan Klopp.
Sederet penjelasan di atas membuat Klopp pantas disebut sebagai ‘master’ di bursa transfer. Setidaknya Klopp membuat Liverpool lebih efisien dalam pembelian pemain dibanding rival seperti Manchester United atau Manchester City. Pengeluaran Liverpool menjadi sebanding dengan prestasi yang didapat.

(MK/Sport)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *