Jayapura, monitorkeadilan.com — Reskrimum Polda Papua telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus penembakan terhadap anggota Yonif 713/ST, Senin (30/12), di sekitar Kali Asin, Kabupaten Keerom yang berbatasan dengan Papua Nugini (PNG). Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw mengatakan, bahwa penyidik dari Reskrimum yang membantu Polres Keerom telah melakukan olah TKP.
“Selain melakukan olah TKP, Polda Papua juga sudah memperbantukan anggota Polri untuk ikut melakukan pengejaran,” kata Waterpauw di Jayapura, Selasa (31/12).
Ia menyatakan prihatin atas insiden penembakan oleh KKB hingga menyebabkan terjadinya kontak tembak dan menewaskan satu anggota TNI. Insiden itu, kata Kapolda, membuktikan keberadaan KKB di perbatasan masih ada, bahkan mereka sering kali setelah melakukan aksinya melarikan diri dan bersembunyi di Papua Nugini.
Waterpauw menduga penyerangan terhadap anggota TNI adalah KKB yang dipimpin Jefri Pagawak dan Jemi Wenda yang merupakan anak dari Mathias Wenda. Saat menyerang anggota TNI, KKB membawa tiga pucuk senjata dari berbagai jenis.
“Situasi kamtibmas di wilayah Keerom hingga kini relatif kondusif,” kata Waterpauw.
Anggota Satgas Pamtas dari Yonif 713/ST, Senin (30/12), diserang KKB saat hendak mengambil logistik di Pos Kali Asin hingga menyebabkan Serda Miftakfur gugur. Selain itu, akibat kontak tembak dengan KKB juga menyebabkan Prada Juwandy terluka. Jenazah Serda Miftakfur, Selasa, dievakuasi ke Demak untuk dimakamkan di kampung halamannya.
(MK/Hukum)
Komentar