Sorong, monitorkeadilan.com — Kota Sorong adalah salah satu kota yang diproyeksikan sebagai ibu kota provinsi baru Papua Barat Daya yang masih dalam proses pemekaran. Kota Sorong saat ini adalah salah satu kota paling prospektif di pulau Papua karena menjadi “pintu masuk” ke wilayah Papua-Papua Barat lainnya dari arus kedatangan di Indonesia bagian barat.
Sebagai kota yang sangat diharapkan untuk menjadi kota modern, tentu banyak tugas dari pemerintah kota Sorong yang harus dibereskan. Salah satu tugas berat itu adalah pengelolaan sampah.
Sebuah kota modern yang baik harus mempunyai konsep dan kontrol yang bagus soal pengelolaan sampahnya. Tanpa konsep yang baik, sebuah kota yang dibangun semahal apa pun, dalam sekejab akan menjadi sebuah pemukiman kumuh yang dinilai rendah oleh warganya, apalagi oleh para pendatang dan tamu-tamu dari daerah lain.
Kebersihan adalah nomer satu dalam sebuah pengelolaan kota modern, apalagi jumlah sampah akan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah penduduk, baik karena faktor kelahiran maupun faktor kehadiran warga pendatang.
Melihat fakta soal pengelolaan sampah di kota Sorong, monitorkeadilan (31/12) masih menemukan kekurangan yang mencolok. Salah satunya adalah penumpukan sampah di KM 10.
Tampak selokan pembuangan air di pinggir jalan dipenuhi dengan sampah. Tragisnya, lokasi tersebut dekat dengan kantor DPRD Kota Sorong.
Harusnya para anggota dewan memberikan koreksi kepada pemerintah kota, terkhusus dinas terkait yaitu Dinas Kebersihan Kota Sorong.
Sebab persoalan pengelolaan sampah bukan saja terkait keindahan lingkungan kota, tapi yang lebih penting adalah permasalahan kesehatan warganya.
(MK/Health)
Komentar