oleh

Mengapa Papua Barat, NTT, dan Bali Juara Soal Kerukunan Umat Beragama di Indonesia ?

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali jadi juara indeks kerukunan umat beragama tingkat nasional.

Modal sosial telah mengantarkan Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bali mendapatkan nilai indeks kerukunan umat beragama (KUB) tertinggi di banding daerah lainnya. Kehidupan yang rukun dengan tetangga yang berbeda agama menjadikan ketiga daerah ini bagus nilai indeks kerukunannya.

banner 336x280

Peneliti ahli utama di Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag), Prof Muhammad Adlin Sila, mengatakan Papua Barat memiliki modal sosial yang kuat. Kehidupan mereka dalam bertetangga dengan pemeluk agama lain sudah baik sejak dulu. Bahkan sebelum kemerdekaan, kehidupan mereka dengan tetangga sudah rukun.

“Sejak survei indeks kerukunan umat beragama dilakukan, Papua selalu berada di posisi teratas skornya,” kata Adlin, Kamis (12/12).

Seperti diketahui, Kemenag merilis nilai indeks KUB nasional rata-rata sebesar 73,83. Nilai indeks KUB Papua Barat sebesar 82,1. Kemudian di tempat kedua dan ketiga, nilai indeks KUB NTT sebesar 81,1 dan Bali sebesar 80,1.

Menurut Adlin, modal sosial di NTT juga hampir sama dengan Papua Barat. Di sana ada kampung-kampung Muslim. Di NTT menjadi hal yang biasa di satu keluarga berbeda-beda agamanya. “Di satu keluarga itu kadang ada tiga atau dua agama yang berbeda,” jelasnya.

Dia mengatakan, kerukunan antar agama di Bali juga tidak jauh beda dengan di Papua dan NTT. Di Bali ada tradisi ‘ngejot’, dalam tradisi ini masyarakat Muslim dan Hindu saling membantu saat mereka merayakan hari raya agama mereka.

“Jadi modal sosial yang membuat tiga daerah ini, Papua Barat, NTT, dan Bali itu yang mempengaruhi kerukunan, meskipun ada pengaruh politik dari pusat, itu tidak kemudian menghancurkan modal sosial yang sudah lama tumbuh di ketiga masyarakat ini,” ujarnya.

Menurutnya, kerusuhan yang terjadi di tanah Papua tidak mempengaruhi nilai indeks KUB, karena kerusuhan itu tidak terjadi setiap saat. Kerusuhan itu juga bukan menjadi cermin kehidupan masyarakat Papua yang sesungguhnya.

(MK/Nasional)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *