oleh

Franky R. Due : Kini Warga bisa Ubah Kulit Pisang jadi Produk Olahan Pangan Komersial

banner 468x60

Gorontalo, monitorkeadilan.com — Keputusan Lurah Wongkaditi Timur, Kota Gorontalo, Franky R Due, S. STP, M.Si untuk mengadakan program pelatihan bagi warganya layak mendapat apresiasi. Apalagi pelatihan tersebut berorientasi keterampilan bagi warganya.

Pelatihan Daur Ulang Sampah yang dipilihnya pun dinilai sangat cerdas dan tepat, pelatihan membuat olahan pangan dari kulit pisang adalah sebuah terobosan hebat. Mengubah sampah organik (bernilai rendah bahkan sering tidak bernilai dan dibuang) yang tersedia berlimpah di Gorontalo menjadi produk olahan pangan komersial adalah ide brilian.

banner 336x280

Untuk memastikan kualitas pelatihan tersebut baik, Kelurahan Wongkaditi Timur bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan Pelatihan (LPP) Sweet Media. Pelatihan tersebut menawarkan keterampilan, dengan cara yang sangat sederhana dan modal murah meriah bisa menghasilkan produk makanan berkualitas dan laku dijual.

Pemilihan LPP Sweet Media sebagai partner pemberdayaan warga Kelurahan Wongkaditi Timur pun dinilai juga sangat logis karena LPP Sweet Media sudah berpengalaman melakukan berbagai pelatihan berorientasi keterampilan untuk pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah. Dan kerjasama ini pun bisa berorientasi jangka panjang, sebab LPP Sweet Media memang memiliki program bimbingan UMK (usaha mikro kecil) berkelanjutan.

Bagi peserta pelatihan yang dilaksanakan oleh LPP Sweet Media, dapat mengikuti bimbingan UMK. Jadi, peserta bukan saja dilatih untuk dapat membuat produk yang berorientasi komersial (laku di pasaran), tapi juga akan dibimbing untuk dapat membuat konsep usaha, branding, packaging (kemasan) hingga marketing, penjualan dan distribusi.

Pelatihan Olahan Pangan dari Kulit Pisang dilaksanakan di Kantor LPP Sweet Media Kota Gorontalo (Kamis, 12/12) dengan menghadirkan dua trainer muda, Zikran Amd. Tp dan Idarmanto S.Tp. Peserta berjumlah 20 orang, karena bertema kuliner maka tidak heran yang hadir semua ibu-ibu.

“Alhamdulillah LPP Sweet Media mau bekerjasama dengan pemerintah Kelurahan Wongkaditi Timur dalam program pemberdayaan masyarakat Pelatihan Daur Ulang Sampah, di mana sampah yang diambil adalah sampah organik yaitu kulit pisang. Dulu warga biasanya membuang kulit pisang atau menjadikannya pakan ternak sapi atau kambing. Melalui pelatihan ini, warga jadi mengetahui bahwa kulit pisang bisa diolah menjadi berbagai olahan pangan berupa kue atau makanan lainnya yang enak, bermanfaat (kulit pisang mengandung unsur kesehatan) dan laku dijual.” Lanjutnya, “Kami berharap, bagi para warga agar tidak berhenti hanya sampai pelatihan ini saja, tapi juga bisa menambah referensi dalam mengembangkan usaha mereka ke depan. Dari delapan program kelurahan, tiga program bekerjasama dengan LPP Sweet Media, jadi masih akan ada lagi pelatihan Tata Rias dan pelatihan Pembuatan Kue Brownies.”

Menyinggung realitas warganya, Lurah Franky menjelaskan bahwa banyak warganya, terutama ibu-ibu berpenghasilan rendah adalah pelaku usaha mikro seperti penjual pisang goreng, nasi kuning, serta gorengan lainnya. Dengan adanya pelatihan ini, ia berharap para penjual itu minimal bisa menambah jenis (varian) produk yang mereka jual.

Untuk warga yang serius bangun usaha, Lurah Franky mengajak agar mau ikut program bimbingan dari LPP Sweet Media agar bisa mengerti soal branding, packaging, hingga pemasaran produk-produk yang mereka punya.

Kebijakan Lurah Wongkaditi Timur yang selaras dengan trend ekonomi nasional

Segala upaya dan kebijakan yang mendorong tumbuhnya UMK layak mendapat penghargaan karena realitasnya, 60% lebih tenaga kerja di Indonesia terserap di sektor usaha dengan kategori mikro dan kecil.

Pernyataan terbaru Menteri BUMN baru Erick Tohir yang melarang BUMN membangun anak usaha menjadi sinyal bahwa kebijakan pemerintah cenderung bergeser dari “kiri” (negara) ke “kanan” (swasta). Sinyal ini bila mampu ditangkap oleh para pelaku usaha mikro dan kecil, dapat menjadi peluang besar.

Tahun 2020 ke atas adalah era kebangkitan UMKM di Indonesia. Sinyal kebangkitan ini pun dapat dilihat dari mulai tumbuhnya bursa UKM di Indonesia. Salah satu yang sedang naik daun adalah fenomena bursa UKM Santara yang digagas oleh pengusaha sukses idealis Mardigu Wowiek.

Santara menjadi alternatif paling logis bagi UKM untuk mendapat pendanaan non-bank dengan cara yang relatif mudah, tanpa jaminan. Konsepnya ala IPO, tapi kelas UKM. Jika IPO berbiaya mahal untuk perusahaan besar, bursa UKM sebaliknya.

Bangsa ini memang butuh Lurah-lurah inovatif seperti Franky R Due yang dapat memberikan solusi sederhana bagi warganya sesuai dengan perkembangan zaman.

(MK/Edu)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan