Gorontalo, monitorkeadilan.com — Program IDAH SYAHIDAH GOES TO VILLAGE semakin menggema di penjuru Gorontalo. Ini merupakan program pemberdayaan masyarakat Gorontalo dari desa ke desa.
Program IDAH SYAHIDAH GOES TO VILLAGE dikerjakan secara maraton dan simultan oleh Idah Syahidah dengan dukungan tim support generasi muda di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Sweet Media. Program pemberdayaan yang sudah intensif dilaksanakan dalam dua tahun terakhir tersebut telah menembus hingga dusun-dusun dan desa-desa terpencil di provinsi Gorontalo.
Dengan mengangkat tema-tema yang sesuai dengan kebutuhan dan persoalan masyarakat, serta pendekatan teknik pemberdayaan yang variatif dan terus berkembang mengikuti dinamika di lapangan, program IDAH SYAHIDAH GOES TO VILLAGE semakin diterima dan mendapat apresiasi di hati masyarakat luas Gorontalo.
Pelatihan Pembuatan Stik Kulit Pisang oleh Trainer dari generasi millenial
Banyak orang yang suka dengan pisang, tapi berapa banyak orang yang suka dengan kulitnya ? Rasanya sangat jarang ada orang yang suka dan tahu manfaat kulit pisang.
Secara umum kulit pisang dianggap sebagai sampah yang harus dibuang atau digunakan untuk pakan ternak saja. Semua itu karena faktor ketidaktahuan masyarakat umum.
Namun dalam pelatihan yang dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Sweet Media ini, diajarkan bagaimana mengubah kulit pisang yang dianggap tidak berguna dan jumlahnya sangat berlimpah itu menjadi sebuah produk Stik yang nikmat. Caranya pun sangat sederhana dan mudah.
Pelatihan ‘Pembuatan Stik Kulit Pisang’ itu dilaksanakan secara GRATIS di Desa Helumo, Kecamatan Mootilango, Kabupaten Gorontalo (Kamis, 5/12) dari pukul 09.00 – 11.00 WITA. Pelatihan ini GRATIS karena masuk dalam program IDAH SYAHIDAH GOES TO VILLAGE sehingga beban pendanaan dan pembiayaannya ditanggung sepenuhnya oleh Idah Syahidah.
Pelatihan Pembuatan Stik Kulit Pisang itu dipandu oleh dua trainer muda belia Zikran Amd. TP dan Idarmanto, S.Tp. Dua trainer muda dari generasi millenial ini tentu menjadi representasi inovasi dan cara berpikir mereka yang out of box. Pelatihan ini adalah salah satu refleksi kontribusi kreatif generasi muda millenial dalam menjawab berbagai persoalan sosial dan ekonomi di tengah masyarakat.
Acara pelatihan tersebut dihadiri oleh peserta sekitar 40 orang ibu-ibu. Ada kurang lebih 15 pria juga hadir, sehingga akhirnya sempat juga membahas masalah pertanian. Walaupun keluar dari tema utama pelatihan, tapi karena nara sumber juga memiliki latar balakang di bidang pertanian, maka diskusi pun terjadi menarik.
Secara keseluruhan, acara berjalan sangat lancar dan menarik. Para peserta mengapresiasi acara dengan sangat positif, tidak terkecuali Kepala Desa (Kades) Helumo, Habri Mahmud, S.Pd yang juga hadir.
“Saya sangat senang sekali bisa ikut pelatihan ini, sekarang saya jadi tahu bagaimana caranya dengan modal sangat murah meriah, bisa membuat produk olahan makanan yang enak. Biasanya kami masyarakat Gorontalo saat Lebaran dipusingkan dengan tradisi pembuatan kue dengan anggaran bisa mencapai jutaan. Bahkan ada kue yang dijual hingga seharga Rp 250.000 per toples. Sekarang kami punya pilihan hemat dan cerdas dengan biaya ekonomis berkat pelatihan ini.” lanjutnya, “Kami sangat berterima kasih dengan program IDAH SYAHIDAH GOES TO VILLAGE karena sangat membantu masyarakat kecil.” kata salah seorang peserta yang tidak mau disebutkan identitasnya.
Tindak lanjut (follow up) dari pelatihan ini adalah pembinaan bagi para peserta pelatihan yang mau membuka usaha sendiri. Tim LPP Sweet Media dengan dukungan penuh Ketua Pembina Idah Syahidah yang juga anggota DPR RI Periode 2019-2024, akan memberikan support dan bimbingan sebab ini menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat Gorontalo.
(MK/Edu)
Komentar