Jakarta, monitorkeadilan.com — Benarkah gula aren atau gula merah lebih aman ketimbang gula putih bagi penderita diabetes? Belakangan minuman kopi susu menggunakan gula merah ramai diperbincangkan. Selain memikat karena memiliki rasa yang unik, juga dianggap lebih aman bagi penderita diabetes. Tak heran, para produsen minuman pun memodifikasi resep minuman kekinian menggunakan gula merah.
Penderita diabetes memang patut prihatin. Selain harus mengurangi porsi konsumsi, juga perlu membatasi banyak hidangan. Padahal hanya beberapa produsen makanan dan minuman ‘peduli’ para penderita diabetes. Produsen itulah yang kini meluncurkan sejumlah produk aman bagi penderita diabetes. Biasanya para produk aman itu terdapat tulisan bebas gula atau free sugar.
Karena harus menjauhi minuman-minuman manis bertabur gula putih, para penderita diabetes biasanya rajin mencari-cari gula ‘alternatif’ agar dapat mengonsumsi minuman atau makanan kegemaran.
Masalahnya, gula aren maupun gula putih buatan pabrik ternyata tidak ada bedanya karena sama-sama monosakarida.
Monosakarida adalah jenis sumber energi yang mudah diserap oleh tubuh dan langsung masuk ke dalam aliran darah. Itu sebabnya mengapa banyak mengonsumsi gula ini bisa memicu naiknya kadar gula darah alias diabetes, karena dalam waktu singkat gula dalam darah bisa melonjak dengan cepat.
Termasuk monosakarida adalah gula aren, gula pasir, gula batu, dan gula jawa.
Rasa manis juga ditemukan misalnya pada buah-buahan matang memiliki jenis gula yang berbeda. Gula asli pada buah-buahan adalah disakarida, yakni dua molekul monosakarida yang diikat. Karena itu gula jenis ini harus lebih dulu diolah menjadi monosakarida oleh enzim di dalam usus, tidak langsung diolah tubuh.
Yang membedakan gula aren dan gula jawa dengan gula pasir atau gula putih, hanyalah pada Indeks Glikemik (Glycaemic Index) atau GI. Dari rentang skor 0-100, GI gula pasir putih adalah 100 sementara gula aren memiliki GI sekitar 35. Semakin tinggi nilai glikemik, semakin cepat pula makanan tersebut menaikkan gula darah.
Perbedaan lainnya, gula putih hanya tinggi kalori tapi minim gizi, bahkan hampir nol. Sementara sejumlah studi menemukan gula aren mengandung kalium, fosfor, zink, zat besi, mangan, tembaga, hingga dosis kecil antioksidan, seperti polifenol, flavonoid, dan antosianidin. Gula aren juga kaya akan vitamin B8 (inositol), asam folat, vitamin B1 (tiamin), dan vitamin B2 (riboflavin) yang berfungsi untuk membentuk sel-sel sehat.
Meski begitu, masyarakat tetap saja diminta waspada mengonsumsi berbagai gula termasuk gula pasir, gula batu, gula aren, dan gula jawa. Karena porsi asupan kalori pada gula secara berlebihan dapat memicu sejumlah risiko gangguan kesehatan.
Karena itu asupan gula melalui makanan dan minuman sehari-hari tetap diperlukan guna mencegah risiko yang tidak diinginkan.
Untuk masyarakat Indonesia porsi asupan gula yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan RI adalah 50 gram sehari. Jumlah itu setara dengan 5-9 sendok teh. (kn)
Komentar