oleh

Prabowo Gagal Lobi Megawati Berujung Dukungan Gerindra pada Bamsoet jadi Ketua MPR

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Fadel Muhammad (DPD) awalnya berencana maju sebagai calon ketua MPR, bagitu pun Ahmad Muzani yang didukung penuh oleh Gerindra untuk maju sebagai calon ketua MPR. Kedua akan menantang Bambang Soesatyo yang telah didukung sebagian besar partai.

Ahmad Muzani berjalan pelan saat memasuki Ruang Sidang Paripurna MPR pada Kamis (3/10) malam. Tak ada raut kebahagiaan di wajah Sekretaris Jenderal Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua MPR itu.

banner 336x280

Meski anggota MPR sudah memberikan tepuk tangan meriah terhadap kehadirannya di ruang sidang, namun raut wajah Muzani tetap tampak tidak bahagia.

Gambaran situasi itu kemungkinan besar terjadi karena Muzani sudah tahu bahwa dia akan gagal menjadi Ketua MPR. Padahal, awalnya Gerindra ngotot mencalonkan dirinya menjadi Ketua MPR meskipun sampai mekanisme voting diberlakukan.

Prediksi itu pun benar. Ketua Fraksi Gerindra di MPR Riza Patria berbicara bahwa Gerindra mendukung Bambang Soesatyo menduduki jabatan Ketua MPR ketimbang mempertahankan Muzani.

Setelah itu, sudah bisa dipastikan bahwa Bambang Soesatyo secara aklamasi menjadi Ketua MPR. Sebab, Bamsoet secara resmi mengantongi dukungan dari 9 fraksi di MPR dan kelompok DPD.

Seusai sidang paripurna, Muzani pun keluar ruangan dan langsung duduk di selasar Gedung ‘Kura-kura’ sambil melayani wawancara para pewarta.

Ia bercerita, keputusan Gerindra untuk mendukung Bamsoet tak lepas dari buntunya komunikasi antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia mengatakan komunikasi tersebut sempat dilakukan kedua elite politik itu pada detik-detik terakhir sebelum rapat paripurna MPR digelar.

“Jadi Pak Prabowo komunikasi dengan Bu Mega detik-detik terakhir sebelum dilakukannya keputusan tentang ini,” kata Muzani.

Lebih lanjut, Muzani mengatakan Prabowo telah meminta kepada Megawati agar PDIP mendukung Gerindra dalam meraih kursi ketua MPR. Prabowo, beralasan perlu ada keseimbangan dalam percaturan politik nasional.

Akan tetapi, permintaan itu pun tak bersambut. Megawati, kata Muzani, saat itu dalam posisi sulit. Sebab, proses pemilihan Ketua MPR sudah hampir final.

Oleh karena itu, Muzani mengatakan dukungan PDIP kepada Gerindra sulit diberikan. Megawati, kata dia, meminta Prabowo agar menerima proses yang sudah terjadi saat ini.

“Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat. Meskipun Ibu Mega sepenuhnya menyerahkan keputusan ini kepada Prabowo kemudian sebagai partai yang mandiri,” kata dia.

Upaya melalui Megawati pun kandas. Muzani lantas menjelaskan kepada Prabowo bahwa parpol-parpol yang pernah mendukungnya di Pilpres 2019 lalu sudah menyatakan dukungannya kepada Bamsoet.

Melihat pelbagai kondisi itu, Prabowo lantas memutuskan agar Muzani tak meneruskan pencalonannya sebagai Ketua MPR.

“Akhirnya beliau ambil keputusan demi kepentingan lebih besar, ‘ya sudah kamu tidak usah meneruskan pencalonan sebagai ketua MPR’,” kata Muzani.

Selain Prabowo, pimpinan MPR dari unsur DPD Fadel Muhammad juga sempat menyatakan akan menemui Megawati menjelang pemilihan ketua MPR. Sebab Fadel juga ingin memperebutkan jabatan tersebut.

“Saya juga akan bertemu dengan Ibu Megawati, saya kenal baik dengan beliau. Saya akan konsultasi dengan beliau karena PDIP partai pemenang pemilu,” kata Fadel usai Rapat Pleno Kelompok DPD di MPR di Gedung Nusantara V, Jakarta, dikutip Antara pada Rabu (2/9) malam.

Sementara ketika itu, PDIP secara remi mendukung telah menyatakan dukungan kepada Bamsoet untuk menjadi calon ketua MPR periode 2019-2024. Keputusan terhadap dukungan itu diambil sesuai arahan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

“Partai kami akan mendukung Bambang Soesatyo dari Fraksi Partai Golkar sebagai calon Ketua MPR,” kata Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dalam keterangan resminya.

(MK/Politik)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan