Jakarta, monitorkeadilan.com — Bentrokan kembali terjadi antara demonstran pelajar (SMA dan SMP) dengan aparat keamanan yang menjaga gedung DPR/MPR RI.
Ratusan pelajar sempat merusak pembatas kawat berduri yang di pasang di depan rumah makan Pulau Dua, dekat gedung DPR, Jakarta. Kawat berduri itu menghalangi jalur massa untuk menuju depan Gedung DPR.
Massa berseragam putih abu-abu itu terlihat merobohkan beberapa pembatas beton yang dilapisi kawat berduri.
Massa aksi terbagi menjadi dua. Di depan massa di dominasi pelajar, di belakang mereka ada massa buruh dan mahasiswa yang tengah melakukan orasi.
Melalui pengeras suara, aparat keamanan berulang kali mengingatkan para pelajar tersebut.
“Kami sudah mengingatkan adik-adik untuk tidak merusak pembatas. Kami ingatkan adik-adik. Jangan bangga dengan kelakuan Anda saat ini,” kata seorang polisi.
Selain merusak pembatas kawat berduri, massa sesekali juga melempar batu dan botol minuman kepada petugas.
Massa pelajar juga melampiaskan kekesalannya dengan meneriakan cacian kepada aparat keamanan yang berjaga 50 meter di depannya. Usai kericuhan itu, situasi sempat kembali kondusif. Para pelajar yang mayoritas masih berseragam SMA dan SMP itu ditarik mundur oleh massa buruh.
Sementara massa buruh dan mahasiswa kembali melanjutkan orasinya melalui pengeras suara pada tiga mobil komando yang dibawa.
Juru bicara Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) Nining Elitos mengatakan ada sejumlah tuntutan yang ingin disampaikan, terutama penolakan mereka terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial dan RUU Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang sudah terlanjur disahkan.
“Kami semua hadir di sini meminta RUU kontroversial itu bukan cuma ditunda,” kata Nining di Jalan Gatot Subroto.
Ia mengatakan diperkirakan ada ribuan massa yang tergabung dari berbagai elemen hadir. Selain buruh, mahasiswa juga terlibat dalam demo hari ini.
(MK/Nasional)
Komentar