Gorontalo, monitorkeadilan.com — Sebagai salah satu sentra penghasil jagung nasional yang cukup besar, Gorontalo jelas “surga” bagi semua produk berbahan jagung.
Namun sungguh disayangkan, masyarakat Gorontalo masih belum dapat memanfaatkan kekayaan alamnya yang melimpah, terutama jagung. Belum banyak hasil jadi berbahan jagung yang muncul dari Gorontalo.
Padahal begitu banyak produk yang diminati oleh pasar domestik dan internasional yang menggunakan jagung sebagai bahan dasarnya.
Rupanya fenomena ini menjadi keprihatinan yang mendalam dari tokoh wanita pemberdayaan masyarakat Gorontalo, Idah Syahidah. Sebagai seorang istri dari orang nomer satu di Gorontalo, tentu ia tahu betul betapa besarnya hasil produksi jagung di Gorontalo.
Sebagai pemimpin dari sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat, Idah Syahidah memiliki visi jauh ke depan, bagaimana ia bisa membantu masyarakat Gorontalo untuk bangkit dari kemiskinan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di sekitar mereka.
Berbekal visi ini, Idah Syahidah pun menciptakan program pelatihan wirausaha pengolahan jagung menjadi berbagai produk komersial yang memungkinkan untuk dijual. Pelatihan ini sendiri dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Sweet Media, di mana Idah Syahidah merupakan Ketua Pembinanya.
Pelatihan pembuatan ice cream dari jagung
Salah satu pelatihan yang telah dilaksanakan adalah pembuatan ice cream dengan menggunakan jagung sebagai bahan utamanya. Untuk memastikan kualitas dan rasa ice cream berbahan jagung ini baik, Idah Syahidah pun menghadirkan trainer kelas satu seorang Chef Profesional bernama Alfian.
Pelatihan ini menjadi sangat istimewa karena dilaksanakan di desa-desa binaan LPP Sweet Media dan gratis, 100% berorientasi pemberdayaan masyarakat yang non profit. Kualitas bintang lima, harga cuma-cuma. Sebuah persembahan luar biasa dari Idah Syahidah dan LPP Sweet Media bagi masyarakat Gorontalo.
Keterampilan pembuatan ice cream ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para peserta untuk digunakan sebagai modal membangun usaha rumahan (home industry) sebagai produsen ice cream jagung. Berlimpahnya jagung di sekeliling mereka diharapkan akan mempermudah produksi dan menekan biaya produksi.
Logikanya, jika es biasa saja bisa laku, harusnya ice cream jagung ini bisa mengisi ceruk pasar di semua rumah makan, toko, hingga penjual es eceran di sekolah-sekolah dan di mana pun di provinsi Gorontalo. Apalagi jika mereka mau sedikit menambahkan merk pada ice cream buatan mereka, tentu ice cream jagung mereka bisa menjadi alternatif pencinta kuliner di Gorontalo.
Wirawan Lamalani, S.AP, kepala desa Buhu merupakan salah satu pemimpin desa yang bisa menangkap visi besar Idah Syahidah. Begitu Wirawan memahami peluang besar di balik keterampilan pembuatan ice cream jagung yang bisa diterapkan di desanya, ia pun bisa membayangkan masyarakatnya bisa berkembang dengan keterampilan ini.
Tidak berlama-lama, sang Kades langsung menghubungi tim LPP Sweet media, untuk meminta agar dapat juga diberikan pelatihan pembuatan ice cream jagung, terutama yang berada di Dusun Kopi, karena sebagian besar masyarakatnya adalah petani jagung.
Idah Syahidah pun segera menindaklanjuti permintaan Kades Wirawan dan mengadakan pelatihan pembuatan es bubble jagung dan ice cream jagung. Chef Alfian pun langsung diterjunkan untuk mengadakan pelatihan tersebut.
Wirawan Lamalani, S.AP Kades Buhu itu pun mengungkapkan rasa terima kasih dan harapannya (17/9), “Asslamualaikum… Saya atas nama pribadi dan pemerintah mengucapkan banyak terima kasih kepada LPP sweet media yang sudah meluangkan waktu untuk berbagi ilmu kepada masyarakat Buhu dalam hal pengolahan jagung yang dibuat ice cream. Harapan saya ini bisa menjadi ladang bisnis buat masyarakat ke depan dan membantu pemerintah dalam mengembangkan UMKM (usaha mikro kecil menengah) yang ada di provinsi Gorontalo.”
(MK/Pendidikan)
Komentar