oleh

7 Bahaya Vape dan Kasus Remaja 18 Tahun Paru-parunya Seperti Berusia 70 Tahun

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Waktu dan penelitian terkini membuktikan bahwa kebiasaan vaping ternyata beresiko, bahkan berbahaya. Terbukti semakin banyak kasus yang terungkap betapa mengerikannya akibat dari menghisap vape.

Adam Hergenreder masih 18 tahun. Namun, paru-parunya sudah rusak dan menua layaknya orang yang berusia 70 tahun. Kerusakan paru-paru ini terjadi karena Hergenreder ‘kecanduan’ mengisap rokok elektrik atau vape.

banner 336x280

Kebiasaan vaping nyaris membunuh remaja asal Illinois, Amerika Serikat itu. Bulan lalu, Hergenreder dilarikan ke rumah sakit karena rokok elektrik yang sudah diisapnya lebih dari satu setengah tahun.

“Sangat menakutkan untuk memikirkan itu, alat kecil itu (vape) melakukan itu ke paru-paru saya,” kata Hergenreder saat mendengar dokter menyebut paru-parunya sama seperti paru-paru orang yang berusia 70 tahun.

Hergenreder kini hanya bisa pasrah pada kondisi paru-parunya. Dia tak yakin paru-parunya bisa kembali seperti semula.

“Saya adalah atlet gulat di universitas dan saya mungkin tidak akan pernah bisa bergulat karena itu adalah olahraga yang sangat membutuhkan ketahanan fisik dan paru-paru, saya mungkin tidak dapat mempertahankan tenaga itu. Ini menyedihkan,” ungkap Hergenreder.

Awalnya, Hergenreder mencoba mengisap rokok elektrik karena teman-temannya banyak melakukan hal itu. Seiring berjalannya waktu, Hergenreder mulai sering menggigil dan muntah. Dia mengira hanya bermasalah dengan perut.

Namun, saat sudah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, ternyata ditemukan masalah pada paru-paru Hergenreder.

“Jika saya tahu apa yang dilakukannya pada tubuh saya, saya tidak akan pernah menyentuhnya, tetapi saya tidak tahu,” tutur Hergenreder.

Dokter menyebut jika Hergenreder tak mendapatkan pengobatan segera dia bisa kehilangan nyawanya.

“Jika ibunya tidak membawanya ke rumah sakit dalam dua atau tiga hari ke depan, napasnya bisa memburuk ke titik bawah, dia bisa mati jika dia tidak mencari perawatan medis,” kata dokter yang menangani Hergenreder, Stephen Amesbury.

Amesbury mengatakan penyakit paru-paru Hergenreder sudah parah terutama untuk orang yang masih berusia muda.

Hergenreder merupakan satu dari ratusan orang yang dilarikan ke rumah sakit di Negeri Paman Sam karena penyakit paru-paru misterius yang berhubungan dengan rokok elektrik. Hingga saat ini, pemerintah AS masih berusaha mengidentifikasi kasus yang berhubungan dengan vape itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mencatat lebih dari 450 kemungkinan kasus penyakit paru-paru yang terkait vape di seluruh AS.

Pemerintahan Donald Trump kini juga berencana untuk melarang peredaran rokok elektrik itu di pasaran.

“Mengapa ini penting? Kami melihat lonjakan mutlak pada anak-anak sekolah menengah menggunakan produk-produk rasa ini; mentol, rasa buah, rasa alkohol, dan permen karet,” kata US Health and Human Services Secretary Alex Azar.

6 orang meninggal di AS karena vape

Di Amerika, rokok elektrik telah dikaitkan dengan kematian enam orang akibat penyakit paru. Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas melaporkan, kematian orang keenam akibat penyakit paru yang terkait rokok elektrik telah terjadi pada Selasa (10/9) lalu, dilansir CNN. Orang tersebut adalah wanita berusia lebih dari 50 tahun yang dinyatakan mengidap penyakit paru setelah aktif menggunakan rokok elektrik.

Kematian keenam ini terjadi di Kansas, setelah lima kematian sebelumnya terjadi di California, Illinois, Indiana, Minnesota, dan Oregon.

Sejumlah kasus kematian membuat keamanan dan regulasi rokok elektrik menjadi perhatian di AS. Walau petugas kesehatan belum menemukan penyebab pasti, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) kini tengah menyelidiki wabah tersebut.

Menurut laporan CDC, sudah lebih dari 450 kasus penyakit paru terjadi di 33 negara bagian AS terkait penggunaan rokok elektrik. Penelitian investigasi menemukan bahwa rokok elektrik bahkan mengandung cannabinoid THC atau senyawa aktif dalam ganja atau mariyuana.

Selain itu, kandungan vitamin E asetat kimia juga diduga menjadi sumber penyakit paru. Pasalnya, saat vitamin tersebut bercampur dengan kandungan lain dalam rokok elektrik, maka hasilnya justru membahayakan ketimbang menyehatkan.

“Sudah waktunya untuk berhenti. Jika Anda atau orang yang dicinta menghisap rokok elektrik, tolong segera hentikan,” kata Dr. Lee Norman Sekretaris Departemen Kesehatan Lingkungan Kansas.

Harold Wimmer, CEO American Lung Association menambahkan, “Tidak ada yang boleh menggunakan produk rokok elektrik seiring dengan meningkatnya laporan penyakit dan kematian akibat vaping.”

American Medical Association (AMA) merekomendasikan kepada pengguna produk rokok elektrik untuk mencari perawatan medis jika mengalami efek kesehatan seperti batuk, sesak napas dan sakit dada.

Berbagai upaya telah dilakukan FDA dalam berbentuk pesan pencegahan untuk kaum remaja di TV, melalui platform digital dan membuat poster untuk ditempel di sekolah menengah.

Bahaya Vape

Terpikir untuk berhenti merokok, Anda tidak sendirian. Sekitar 7 dari 10 perokok di dunia juga mengatakan keinginannya untuk berhenti. Kehadiran vape atau rokok elektrik sejak 2003 silam sempat menjadi angin segar bagi sejumlah perokok yang ingin lepas dari rokok konvensional.

Sayangnya, kini vape diduga menimbulkan sejumlah masalah kesehatan, bahkan terbukti gagal untuk membuat orang benar-benar berhenti dari rokok konvensional.

Melansir Johns Hopkins Medicine, Michael Blaha, M.D., M.P.H. yang merupakan direktur penelitian klinis di Johns Hopkins Ciccarone Center untuk Pencegahan Penyakit Jantung mengatakan bahwa vape bukanlah pilihan sehat pengganti rokok. Karena itu, setiap orang perlu mengenal tentang bahaya vape sesungguhnya.

1. Picu penyakit paru

Vitamin E asetat kimia yang terkandung dalam vape dicurigai jadi penyebab penyakit paru-paru yang berujung kematian. Melansir CNN Rabu (11/9), enam orang dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit paru yang terkait dengan kebiasaan vaping.

2. Mengandung senyawa mirip formalin

Mengutip Science Daily, sejumlah penelitian menemukan adanya kimia aldehida, yaitu kimia sejenis formaldehida yang diketahui menyebabkan kanker pada manusia, ditemukan dalam emisi vape.

Penelitian yang dilakukan Desert Research Institute (DRI) dan University of Nevada menunjukkan bahwa sejumlah besar bahan kimia penyebab kanker seperti formaldehida diserap oleh saluran pernapasan selama sesi vaping.

3. Tidak mendapat izin resmi

Meski diklaim sebagai cara untuk membantu Anda berhenti merokok, kehadiran vape ternyata belum mendapat persetujuan Food and Drug Administration (FDA) sebagai perangkat untuk ‘menyembuhkan’ kecanduan merokok.

“Anda bahkan membiarkan diri Anda untuk terpapar zat yang tidak diketahui keamanannya dan mungkin bisa sangat berbahaya,” tutur Blaha.

4. Bisa meledak

Seorang remaja berusia 12 tahun di Nevada, Amerika Serikat, mengalami pendarahan mulut, gigi patah, dan lubang di bagian rahang akibat vape yang meledak. Korban harus menjalani prosedur operasi untuk memperbaiki tulang rahang yang hancur.

“Orang-orang perlu tahu bahwa perangkat ini bisa meledak, bahkan di wajah Anda,” ujar dr Katie Russel, yang menangani kasus tersebut di Primary Children’s Hospital, melansir CNN.

5. Menciptakan candu baru

Pada 2015, ahli bedah umum AS melaporkan bahwa penggunaan vape di kalangan siswa sekolah menengah telah meningkat 900 persen. Sebanyak 40 persen pengguna vape bahkan tidak pernah merokok tembakau biasa. Menurut Blaha, ada tiga alasan mengapa vape mungkin sangat menarik bagi kawula muda dan membentuk sebuah candu baru.

Alasan pertama ialah anggapan bahwa vape lebih sehat karena mendung vitamin dan perasa sari buah. Lalu, biaya untuk menghisap vape tergolong lebih murah ketimbang rokok konvensional. Ketiga, bau asap vape yang wangi serta tampilan yang trendi, juga membuat mengguna vape terlihat bergengsi. Padahal, ini tak sebaik apa yang dikira.

6. Konsumsi dua rokok sekaligus

Sebuah studi baru menemukan bahwa kebanyakan orang yang menggunakan vape untuk menghentikan candu nikotin, justru terjebak dalam penggunaan keduanya. Sehingga tak sedikit orang yang kini terjebak dalam risiko kesehatan akibat rokok konvensional sekaligus vape.

7. Rokok tembakau modern

Vape kini berkembang menjadi generasi baru rokok tembakau karena ditemukan mengandung nikotin, termasuk ganja bahkan mariyuana. Nikotin sendiri memiliki efek candung yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan seseorang terkena serangan jantung, stroke, dan kanker.

(MK/Kesehatan)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan