Gorontalo, monitorkeadilan.com — Bisnis kuliner (makanan) di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Dengan nilai perkiraan mencapai Rp 844,35 triliun, semua pemain memiliki kesempatan yang sama. Dan, dari nilai itu, sekitar 90% diisi oleh pemain independen (bukan pebisnis besar jaringan).
Agriculture and Agri-Food Canada melalui Market Access Secretariat Global Analysis Report menyebutkan, Indonesia merupakan pasar layanan makanan (foodservice) terbesar di antara seluruh negara ASEAN. Nilai penjualan untuk pasar layanan makanan di Indonesia mencapai US$ 36,8 miliar pada 2014.
Melihat besarnya peluang di bisnis kuliner, tokoh pemberdayaan masyarakat Gorontalo, Idah Syahidah pun mencoba mendorong agar semakin banyak masyarakat bisa ikut mencicipi besarnya keuntungan di bisnis kuliner. Apalagi bisnis kuliner merupakan bisnis yang tidak akan pernah mati karena selama ada manusia, pasti semua butuh makan dan minum.
Langkah nyata pun diambil. Melalui wadah Lembaga Pendidikan Pelatihan (LPP) Sweet Media, Idah Syahidah mengadakan Pelatihan memasak di Desa Tri Rukun Wonosari, Boalemo, Gorontalo (7/9).
Adapun produk yang dibuat dalam pelatihan ini adalah Sempol Jagung Sagela dan Bola-bola Jagung Keju Sagela.
LPP Sweet Media mengangkat olahan makanan dari bahan jagung dan sagela, dengan pertimbangan daerah Boalemo adalah penghasil jagung yang cukup besar. Gorontalo juga penghasil ikan Sagela, sehingga pelatihan tersebut memadukan antara bahan jagung dan bahan sagela.
Walaupun pelatihan ini gratis untuk masyarakat, namun untuk memberikan pelatihan dengan kualitas terbaik, Idah Syahidah pun mendatangkan langsung chef profesional yaitu Chef Alfian asal Jawa Timur. Tidak menjadi masalah walau Idah Syahidah harus merogoh kocek lebih dalam karena ini soal idealismenya membantu masyarakat lemah dengan pelayanan kelas satu.
Target dari pelatihan ini agar para ibu dan remaja karang taruna yang berada di desa-desa dapat mengolah jagung dan sagela menjadi berbagai macam produk kuliner yang bernilai komersial.
Untuk memastikan bahwa pelatihan ini tepat sasaran dan dapat menjangkau masyarakat Gorontalo yang lemah secara ekonomi, maka Idah Syahidah pun terjun langsung bersama tim LPP Sweet Media ke desa-desa memberikan pelatihan secara gratis.
Perlu diketahui, program pelatihan untuk pemberdayaan masyarakat yang bersifat gratis ini sejalan dengan program pemerintah pusat yaitu OVOP (one village one product) yaitu satu desa memiliki minimal satu produk.
Semua program OVOP hanya akan terwujud jika ada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Dan SDM akan meningkat hanya melalui pendidikan, salah satunya berbentuk pelatihan.
(MK/Pendidikan)
Komentar