oleh

Danau Poso Dipromosikan ke Dunia Internasional oleh Kemenpar

banner 468x60

Poso, monitorkeadilan.com — Membawa Poso ke level Internasional bukan saja tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat Poso, tapi juga menjadi agenda nasional Kementerian Pariwisata (Kemenpar), dan salah satu tujuan destinasi wisata yang dipromosikan adalah Danau Poso.

Pejabat Kementerian Pariwisata RI Ratna Suranti mengatakan Kementrian Pariwisata akan terus mendorong promosi Danau Poso hingga tingkat internasional sehingga kelestarian danau itu perlu dijaga terus menerus.

banner 336x280

“Kami ingin kegiatan ini memberikan dampak manfaat diberbagai bidang baik ekonomi, sosial maupun pendidikan dan kami terus mendukung serta optimisi mendatangkan wisatawan,” katanya pada Pembukaan Festival Danau Poso (FDP) ke 21 di Tentena, Senin (26/8) malam.

Ratna yang juga Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar itu mengatakan FDP Poso telah ditetapkan dan dimasukan dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar.

“Saat itu sangat sulit menentukan mana yang akan masuk dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar,” katanya.

Dia berpesan, masyarakat harus menjaga kelestarian Danau Poso sebagai bukti bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam.

FDP ke 21 yang berlangsung hingga 31 Agustus 2019 di tepi Danau Poso di Tentena tersebut telah menyedot perhatian masyarakat setempat dan daerah sekitarnya serta wisatawan manca negara.

Sebelum FDP dibuka, sejumlah kegiatan pendukung ditampilkan salah satunya parade peserta dari 19 kecamatan kemudian suguhan tarian dari Kabupaten Parigi Moutong dan di lanjutkan dengan tarian torompio masal yang melibatkan sebanyak 500 anak-anak.

Hadir pada pembukaan FDP diantaranya Pejabat Pemkab Poso, perwakilan Kementerian Pariwisata, Bupati Minahasa Selatan, Bupati Parigi Moutong, Kepala BPK-RI dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu serta tamu undangan.

Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu dalan sambutanya mengatakan Poso memiliki sejumlah objek wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain, mulai objek wisata alam hingga objek wisata situs sejarah, di kawasan situs budaya peninggalan prasejarah yang berada di wilayah Lore.

Menurut bupati, usia patung megalitikum di wilayah Lore diperkirakan sekitar 1.500 tahun lebih sebelum masehi dan di wilayah itu tercatat sebanyak 1.450 patung.

“Kami sungguh menyadari kemajuan dunia pariwisata di kabupaten Poso, hal ini merupakan dukungan dan tidak lepas dari arahan Menteri Pariwisata serta kerja sama semua pihak demi kemajuan sektor pariwisata secara nasional,” ujar Darmin.

Dikatakannya, FDP pertama dilaksanakan pada tahun 1989 dengan tujuan sebagai sarana promosi pariwisata di Provinsi Sulteng khsususnya di Kabupaten Poso.

Seiring kemajuan zaman, kegiatan kepariwisataan itu dijadikan indikator untuk meyakinkan wisatawan domestik maupun mancanegara bahwa tanah Poso sangat aman dan pantas untuk di kunjungi, berbeda dengan opini yang selama ini beredar di luar.

“Keamanan ini bisa kita buktikan dengan sederetan destinasi wisata yang sangat indah dan menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan,” katanya.

Melalui kegiatan itu, pemerintah setempat menjawab anggapan-anggapan negatif, bahwa Poso memiliki harapan baru yang ramah dan terbuka bagi siapa saja datang berkunjung.

(MK/Hiburan)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *