oleh

Mengapa Presiden AS Truman Hingga Trump Ingin Beli Pulau Raksasa Greenland ?

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Banyak orang tidak tahu mengapa presiden AS Donald Trump berkeinginan membeli pulau Greenland, tapi bagi mereka yang memahami sejarah, keinginan Trump hanyalah pengulangan dari rencana presiden AS terdahulu Harry Truman.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah berulangkali menyampaikan minatnya membeli Greenland, sebuah pulau di Atlantik Utara yang sebagian besar wilayahnya dilapisi es.

banner 336x280

Greenland, pulau terbesar di dunia itu menjadi bagian dari Denmark pada 1951 setelah dua negara tersebut menjadi koloni. Kemudian pada 1979, Denmark memberikan otonomi kepada Greenland, namun tetap mengontrol pertahanan dan urusan luar negerinya.

Baru-baru ini Trump kembali mengutarakan keinginan membeli Greenland. Pada Minggu (18/8) waktu setempat dia mengaku pemerintahannya sedang mencari cara untuk membeli Greenland. Namun, rencana itu terancam kandas karena Denmark menyatakan tidak akan menjual Greenland.

Sebenarnya Greenland sudah mencuri perhatian AS sejak masa kepemimpinan Harry Truman. Di tahun 1946 dia dilaporkan pernah mencoba membelinya.

Pemerintahan Harry Truman saat itu menawarkan pembelian sebesar US$100 juta dalam bentuk emas.

Associated Press pada 1991 menuliskan bahwa media cetak asal Denmark Jyllands-Posten pertama kali memberitakan rencana pembelian tersebut dari sebuah dokumen yang dibuka sejak tahun 1970an.

Dokumen tersebut memuat beberapa pembahasan, salah satunya tentang pertukaran sebagian wilayah di Greenland dengan sebagian wilayah di Point Barrow, Alaska untuk tujuan militer terkait hak Denmark dalam eksplorasi minyak bumi yang kemudian dijual kepada AS.

Berdasarkan liputan The Washington Post, AS tertarik pada Greenland karena peluang wilayahnya yang strategis sehingga bisa dijadikan aset perang dengan memperkirakan senjata dan sistem pemantauan yang akan digunakan dalam cuaca sangat dingin.

Pada April 1946, pertemuan komite perencanaan dan strategi dari Kepala Staf Gabungan telah membahas rencana pembelian Greenland. Hasilnya, hampir semua anggota menyetujui rencana tersebut.

“Komite menyatakan bahwa uang yang dimiliki saat ini sudah banyak, dan Greenland tidak berarti apa-apa untuk Denmark (serta) kontrol terhadap Greenland dapat bermanfaat bagi Amerika Serikat,” tulis anggota Kementerian Luar Negeri John Hickerson dalam sebuah memo.

Menteri Luar Negeri Denmark Gustav Rasmussen kaget mendapatkan proposal rencana ketika bertemu dengan Sekretaris Kemlu James Brynes pada Desember 1946 di New York.

Meskipun tidak terungkap respons maupun sikap pemerintah Denmark terhadap pembelian Greenland, namun rencana tersebut bukan halangan utama.

Kedua negara sebelumnya pernah menyetujui sebuah perjanjian pertahanan yang memperbolehkan Kementerian Pertahanan AS membuat Pangkalan Udara Thule, pangkalan terbesar yang dibangun di bagian utara Lingkar Arktik, pada 1943.

Dikutip dari AFP, pembangunan dilakukan pada saat Perang Dingin untuk mengawasi potensi serangan dari Rusia.

Sebelumnya pada 1916, Denmark pernah menjual Hindia Denmark Barat kepada AS sebesar US$25 juta dalam bentuk emas yang kemudian menjadi bagian dari Kepulauan Virgin AS.

The Washington Post menambahkan, isu pembelian ini sudah ada sejak tahun 1940an dengan berbagai perdebatan di kalangan kolumnis koran apakah hal tersebut baik secara strategis atau hanya membuang uang negara.

Kemudian pada 1970, Wakil Presiden Nelson Rockefeller berulangkali menyarankan wacana tersebut karena sumber daya mineral yang dimiliki.

(MK/Int)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan