Gorontalo, monitorkeadilan.com — KUBE adalah Kelompok Usaha Bersama yaitu salah satu program pemerintah yang ada pada Kementerian Sosial RI, khususnya di Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan yang bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin dengan pemberian modal usaha melalui program Bantuan Langsung.
Namun banyak kasus, program KUBE gagal membantu masyarakat miskin secara jangka panjang. Banyak usaha yang dibangun oleh kelompok usaha hanya berjalan di awal, tapi akhirnya berhenti dengan berbagai faktor.
Dari data hasil evaluasi yang kami terima, dapat disimpulkan faktor paling banyak penyebab KUBE tidak bertahan lama, usaha yang dibangun tidak berkembang : Pembentukan KUBE bersifat dadakan, minim sosialisasi sebelum pelaksanaan kegiatan, cenderung top down, salah sasaran, jenis usaha kurang sesuai dengan sumber daya lokal, jenis usaha kurang sesuai dengan kebiasaan (budaya) masyarakat, manajemen usaha (dagang) kurang tepat, pembagian kerja dirasa tidak adil, bibit (ternak) terlalu kecil, pendamping kurang handal, pengawasan belum optimal. Kesepuluh faktor tersebut saling terkait satu dengan yang lain. Secara keseluruhan intinya adalah manajemen pelaksanaan program mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian masih lemah.
Mencermati berbagai faktor-faktor kegagalan KUBE tersebut, terobosan yang dilakukan oleh Ketua Pembina Lembaga Pendidikan Pelatihan (LPP) Sweet Media, Idah Syahidah, layak diapresiasi dan harusnya menjadi contoh bagi lembaga civil society di daerah lain.
Melalui tim LPP Sweet Media, Idah Syahidah memberikan support langsung kepada kelompok-kelompok penerima KUBE berupa pemberian pelatihan, pendampingan operasional managemen, dan bantuan kerjasama pemasaran usaha hingga berhasil.
Sebagai contoh, Rabu 14 Agustus 2019, tim LPP Sweet Media diterjunkan oleh anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 tersebut, ke dua desa yang sebelumnya telah diberikan pelatihan keterampilan kerajinan tangan. Dua desa tersebut adalah Desa Tanjung Harapan dan Desa Tri Rukun, Kecamatan Wonosari, Kab. Boalemo, Gorontalo. Dalam kunjungan ke dua desa tersebut, pihak LPP Sweet Media mengidentifikasi apa kendala yang dihadapi oleh kelompok KUBE KWT (Kelompok Wanita Tani).
Idah Syahidah berharap agar tim LPP Sweet Media yang dibinanya dapat terus bergerak ke desa-desa untuk membantu masyarakat miskin. Langkah kongkrit pemberdayaan masyarakat lemah yang dilaksanakan oleh LPP Sweet Media adalah secara periodik melakukan pelatihan dan pendampingan ke berbagai daerah di Gorontalo, terutama diprioritaskan untuk pembangunan masyakat dan keluarga yang berada di desa-desa.
Sebagai catatan, desa masih menjadi kantong-kantong kemiskinan dan keterbelakangan pendidikan di negeri ini. Karena itu, istri dari Gubernur Gorontalo ini tidak pernah membebani masyarakat binaan LPP Sweet Media dengan biaya apa pun. Mereka mendapat pelatihan, pelayanan, dan pemberdayaan secara cuma-cuma dari tim LPP Sweet Media.
(MK/Ekonomi)
Komentar