oleh

Listrik Padam Di Jabodetabek, Serta Sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Untuk di luar Jawa, kasus pemadaman listrik sudah menjadi hal biasa. Namun menjadi luar biasa ketika pemadaman listrik terjadi di Jobodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah, mengingat begitu banyak sentra industri dan fasilitas umum berbasis listrik (misal KRL Commuterline) yang ada di wilayah tersebut.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengonfirmasi sejumlah wilayah terdampak pemadaman listrik yang terjadi Jumat (4/8). Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN I Made Suprateka menyebut gangguan transmisi menyebabkan listrik padam di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat hingga Jawa Tengah.

banner 336x280

“Gangguan mengakibatkan aliran listrik di Jabodetabek, sebagian Jawa Barat dan Jawa Tengah mengalami pemadaman,” kata Suprateka dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8).

Suprateka menyebut gangguan terjadi pada sisi transmisi Ungaran dan Pemalang, Jawa Tengah 500 kV, yang mengakibatkan transfer energi dari timur ke barat mengalami kegagalan. Selain itu terjadinya gangguan pada Transmisi SUTET 500 kV mengakibatkan padamnya sejumlah Area Jawa Barat.

“Diikuti trip seluruh pembangkit di sisi tengah dan barat Jawa,” ujarnya menjelaskan.

Penjelasan Suprateka meralat keterangan yang dirilis sebelumnya. Hanya beberapa menit sebelumnya, PLN sempat menyebut pemadaman terjadi karena tidak berfungsinya sebanyak enam turbin di pembangkit di Suralaya, Cilegon.

“Sekali lagi kami mohon maaf dan pengertian seluruh pelanggan yang terdampak akibat gangguan ini, kami berjanji akan melakukan dan mengerahkan upaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem agar listrik kembali normal” tutup Made.

Di Jakarta, pemadaman berimbas ke sejumlah fasilitas publik. Lampu lalu lintas sepanjang Jakarta mati. Perjalanan KRL Commuterline terhenti. Sementara itu, diketahui empat kereta MRT tertahan di terowongan bawah tanah. Para penumpang dievakuasi melalui pembukaan pintu.

Di Jawa Barat, pemadaman listrik berimbas kepada pos pengamatan Gunung Tangkuban Parahu. Pos pengamatan tersebut beralih alat pantau dengan tenaga solar panel dan accu. Petugas berharap pemadaman tidak dilakukan dalam waktu yang cukup lama.

Di Kota Bandung, aktivitas warga pun terganggu. “Tadi saya dari Jalan Turangga, listriknya sudah mati. Sekitar 12.45,” kata Marsoni (26), warga Kiaracondong.

Akibat mati lampu, pemilik Barber Shop ini tidak bisa menjalankan usahanya.

“Ya terpaksa ditutup dulu sampai listrik menyala,” ujarnya.

(MK/Nasional)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan