Banten, monitorkeadilan.com — Indonesia kembali diguncang bencana gempa berpotensi tsunami. Walau akhirnya peringatan tsunami dicabut, tapi tetap memakan korban jiwa dan materi.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada satu orang meninggal dunia dalam kejadian gempa bumi Banten di perairan Banten pada Jumat (2/8) malam.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo juga menyebut ada lebih daŕi seribu orang di Banten dan Lampung mengungsi akibat peristiwa itu.
“Jumlah korban 1.050 jiwa mengungsi, empat orang luka-luka, satu orang meninggal dunia atas nama Rasinah, 48 tahun, Kampung Cilangkahan RT 03/01 Desa Pecangpari Kecamatan Cigemblong, akibat panik dan serangan jantung,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8).
Agus juga mengatakan 113 bangunan tersebar di Banten, Lampung, dan Jawa Barat rusak akibat gempa tersebut. Jumlah iti terdiri dari 34 rumah rusak berat, 21 unit rumah rusak sedang, 58 rumah rusak ringan, 1 kantor desa rusak ringan, dan 2 masjid rusak ringan.
Saat ini Kepala BNPB Letjen Doni Monardo hari ini telah tiba di lokasi kejadian. Staf Khusus Kepala BNPB Egy Massadiah mengatakan Doni melakukan respons cepat terhadap arahan Presiden Joko Widodo.
“Saya ingin memastikan bahwa semua dukungan untuk masyarakat yang terdampak langsung atau tidak, semua berjalan dengan baik,” demikian kata Doni disampaikan Egy Massadiah lewat keterangan tertulis, Sabtu (3/8).
Sebelumnya, gempa bumi terjadi di perairan Banten, Sabtu (3/8). Semula gempa Banten disebut berkekuatan 7,4 skala richter. BMKG meralatnya menjadi 6,9 skala richter.
BMKG menjelaslan episenter gempa bumi, terletak pada koordinat 7,32 derajat Lintang Selatan dan 104,75 derajat Bujur Timur. Tepatnya berada di laut dengan kedalaman 4,8 km pada jarak 164 km barat daya Kota Pandeglang, Banten.
(MK/Nasional)
Komentar