oleh

Selat Hormuz Memanas, Jerman Tolak Gabung Misi Militer AS, Prancis, dan Inggris

banner 468x60

Jakarta, monitorkeadilan.com — Kawasan Teluk Persia diambang perang. Setidaknya jika rencana tindakan militer yang dipimpin Amerika Serika beserta Prancis dan Inggris jadi dilaksanakan.

Jerman telah menolak serauan Amerika Serikat (AS) untuk bergabung dengan misi internasional dalam melindungi lalu lintas maritim di Selat Hormuz, Rabu (31/7).

banner 336x280

Amerika Serikat telah meminta Jerman bergabung dengan Prancis dan Inggris dalam sebuah misi untuk mengamankan pengiriman melalui selat Hormuz. Jalur tersebut dilalui kapal tanker internasional mengangkut setidaknya seperlima dari pasokan minyak mentah dunia.

“Jerman tidak akan mengambil bagian dalam misi laut yang dipresentasikan dan direncanakan oleh Amerika Serikat,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas pada Rabu, dilansir Voice of America, Kamis (1/8).

Maas mengatakan, situasi di wilayah itu begitu serius. Akan tetapi, dia menyebutkan tidak ada solusi militer di sana.

Sementara Menteri Keuangan dan Wakil Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan, penting untuk menghindari eskalasi militer di kawasan Teluk Persia. Dia menilai misi yang dipimpin AS akan membawa risiko ke dalam konflik yang bahkan jauh lebih besar.

Adapun ketegangan meningkat di Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir. AS dan Iran mengumumkan bahwa mereka telah menembak jatuh pesawat tak berawak satu sama lain di dekat selat.

Selain itu, Inggris telah menyita sebuah tanker Iran di dekat Gibraltar yang diyakini London mengirim minyak ke Suriah. Pengawal Revolusi Iran merespons dengan mengambil alih kapal tanker minyak berbendera Inggris Stena Impero di selat itu. Pekan lalu, Inggris menyerukan inisiatif angkatan laut yang dipimpin Eropa, tetapi Washington bersikeras memimpin misi.

Para pemimpin Eropa enggan mendukung misi yang dipimpin AS. Menurut mereka, hal itu dapat semakin meningkatkan ketegangan di kawasan.

Teheran dan Washington telah berselisih semenjak Presiden AS, Donald Trump menarik AS dari kesepakatan nuklir internasional Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) dengan Iran. Kemudian, AS juga menerapkan kembali sanksi terhadap Teheran.

(MK/Int)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan