Jakarta, monitorkeadilan.com — Sebagai produsen kendaraan bermotor terbesar di Indonesia dan dunia, pendapat Toyota soal pilihan terbaik untuk industri otomotif di tanah air patut dicermati.
Regulasi terkait percepatan elektrifikasi kendaraan bermotor membuat sejumlah merk bersikap hati-hati untuk mengembangkan produk mereka di segmen ini. Belum lagi, dengan pembangunan sarana penunjang seperti infrastruktur pengisian daya ulang serta layanan purna jual untuk produk tersebut.
Hasilnya, terdapat produsen yang memilih untuk melanjutkan produk ramah lingkungan dengan fokus pada teknologi yang sudah ada. Alasan tersebut yang membuat PT Toyota Astra Motor (TAM), mengoptimalkan penggunaan mesin hybrid pada sejumlah produk yang sudah hadir seperti Toyota Camry hingga Alphard.
Mereka juga menilai teknologi hybrid serta dilanjutkan dengan plug-in hybrid, sebagai solusi terbaik pengenalan teknologi elektrifikasi pada mobil di Indonesia. “Hal ini menghindari benturan antara kehadiran kendaraan dan pembangunan infrastruktur khusus untuk mobil listrik,” ujar General Manager Marketing Division PT TAM, Franciscus Soerjopranoto.
Menurut pria berkacamata tersebut Toyota memiliki teknologi untuk mengembangkan ulang berbagai tipe kendaraan dengan penempatan mesin plugin hybrid. “Nantinya, kita tinggal pilih model mana yang sesuai dan rasanya semua model memungkinkan untuk diadopsi menjadi model hybrid,” ujarnya.
Franciscus dalam keterangannya kepada media menegaskan kemunculan tren hybrid ini dengan menanjaknya penjualan Toyota C-HR dalam tiga bulan terakhir. Proporsi penjualan model terbaru dengan pembaruan mesin hybrid tersebut dalam tiga bulan sejak diperkenalkan, sudah mampu menggeser Toyota Camry Hybrid. “Hal itu tergolong sentimen positif bagi kami,” katanya.
(MK/Oto)
Komentar