Jakarta, monitorkeadilan.com — Pembangunan Mega Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2×50 megawatt (MW) di Gorontalo Utara, yang dikelola oleh perusahaan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP). Anak perusahaan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), dan salah satu pemegang sahamnya adalah Luhut Binsar Panjaitan (LBP) ternyata banyak masalah. Mulai dari GANTI RUGI tanah rakyat yang sampai dengan saat ini belum juga terselesaikan dan Masuknya TKA CHINA sebagai buruh kasar dan menggeser tenaga kerja PRIBUMI.
Semestinya, pembangunan mega proyek tersebut membawa manfaat dan kemaslahatan untuk masyarakat Gorontalo Utara dan Bangsa Indonesia. Bukan malah menjadi PENJAJAH BARU dengan memasukan TKA CHINA untuk menggantikan tenaga kerja PRIBUMI. Selain itu, rakyat sebagai pemilik lahan yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan kelapa, terpaksa harus gigit jari dan menerima nasib atas perlakuan dzalim yang dilakukan oleh PT. TOBA melalui PT. GLP.
Sebagian lahan yang telah dibangun dan dikuasai untuk Pembangunan Mega Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tersebut, belum dibayar kepada para pemilik lahan. Sehingga para pemilik lahan tidak lagi bisa mendapatkan hasil untuk biaya hidupnya, disisi lain perusahaan sampai dengan saat ini belum menunaikan kewajibannya untuk mengganti rugi. Mereka memanfaatkan kekuasaannya untuk mendzalimi hak rakyatnya sendiri.
Untuk itu, kami dari Brigade Gerakan Pemuda Islam siap untuk berjihad dan mengawal rakyat Gorontalo Utara yang hak-hak nya terdzalimi oleh PT. GLP dan PT. TOBA. Aksi tersebut Insya Allah akan kami laksanakan pada Kamis, 11 Juli 2019.
Titik Aksi: PT. Toba Bara Sejahtera, Menko Kemaritiman RI, dan Istana Negara Republik Indonesia
Grend Issue: PT. Toba Bara Sejahtera dan Luhut Binsar Panjaitan harus bertanggungjawab dan segera ganti rugi tanah rakyat GORUT. Dan pulangkan TKA CHINA yang bekerja sebagai buruh Kasar di PLTU Tanjung Karang.
Waktu: 10:00- s/d selesai.
Titik Kumpul: Markas Brigade Gerakan Pemuda Islam. Jl. Menteng Raya No. 58, Jakarta Pusat.
(MK/Nasional)
Komentar