MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan, Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 jangan sampai membuat luka baru bagi masyarakat.
Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo, menuturkan sejumlah kunjungan kerja ke daerah-daerah. Dalam kunjungan itu Bamsoet menemukan banyak masyarakat mengeluhkan pertikaian elit politik melalui televisi maupun media sosial.
Di lapangan, lanjutnya, Pemilu yang seharusnya menjadi ajang adu ide dan gagasan malah berkubang hujatan.
“Jangan sampai menjelang 74 tahun Kemerdekaan Indonesia, kita justru membuat dan mewarisi luka baru akibat Pemilu 2019,” ujar Bamsoet saat membuka pertemuan Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) bertema ‘Pemilu Mempersatukan Bangsa’ di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (28/3/19).
Sejumlah tokoh nasional tampak hadir, antara lain Rosan Roeslani (Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo – KH Maruf Amin), Ahmad Riza Patria (Juru Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno), Viryan Azis (Komisioner KPU), Sidarto Danusubroto (Anggota Dewan Pertimbangan Presiden), dan Sudarmo (Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri).
Tampak pula Ketua Umum FSAB Suryo Susilo, Sarjono Kartosoewirjo (putera SM Kartosoewirjo), Ilham Aidit (putera DN Aidit), Catherine Pandjaitan (puteri Mayjen TNI Anumerta DI Pandjaitan), Djoko Purwongemboro (mantan Ketua Umum Pemuda Panca Marga) dan Witaryono Reksoprodjo (Koordinator Tim Advokasi Korban ’65).
Menjelang hari pencoblosan, kata Bamsoet, berlangsung fenomena komunikasi yang memprihatinkan. Fitnah, berita bohong alias hoaks serta ujaran kebencian didengungkan pihak-pihak yang disebutnya kalangan tidak bertanggungjawab. Ironisnya banyak masyarakat mempercayai dan tidak menyadari kegaduhan seperti itu dapat memecah bangsa Indonesia.
“Elit politik dan para Tim Kampanye Capres-Cawapres harus memastikan para pendukungnya menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berkampanye, mari hadapi Pemilu ini dengan penuh keceriaan, bukan dengan kebencian,” ujar Bamsoet.
Untuk mencapai integrasi nasional, lanjut politisi Golkar itu, semua pihak harus melepaskan ego maupun identitas dasar masing-masing demi kejayaan Indonesia. “Alangkah mirisnya jika integrasi yang dengan susah payah diwujudkan, harus tercerai berai akibat satu hal saja, seperti Pemilu misalnya,” tegas Bamsoet.
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu larut dalam akrobat politik saat ini. Sebab tidak tertutup kemungkinan usai Pemilu 2019 para elit politik yang sedang berseberangan malah akan bergabung dalam satu barisan.
“Jangan sampai justru di akar rumput rakyat terjebak oleh kubangan kebencian akibat ‘sampah’ kampanye yang tidak mencerdaskan, kita sedang berdemokrasi yang mengedepankan rasionalitas, bukan sedang bercinta, karena itu tidak usah terlalu dibawa ke perasaan,” papar legislator Dapil Jawa Tengah VII itu.
Komentar