MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Pemilihan Umum (Pemilu) disebut juga pesta demokrasi. Itu menggambarkan kegembiraan, bukan gontok-gontokan. Persis sama dengan peringatan Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto bahwa, Pemilu bukan ajang permusuhan melainkan wahana untuk memilih pemimpin terbaik.
“Tidak ada alasan Pemilu membuat kita bermusuhan, pertunjukan yang aneh kalau pilihan berbeda tapi kebersamaan tergerus,” tutur Wiranto saat membuka Rapat Koordinasi (Rakornas) Bidang Kewaspadaan Nasional Dalam Rangka Pemantapan Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2019, di Ballroom Grand Paragon Hotel, Jakarta, Rabu (27/3/19) pagi.
Di lain pihak Wiranto berharap Pemilu jadi wahana bagi calon pemimpin untuk beradu konsep, gagasan, dan integritas agar meraih simpati publik. “Pemilu bukan untuk mengadu pemimpin, pemimpin tidak diadu tapi dipilih, dia tidak saling berhadapan tapi dihadapkan pada publik untuk menampilkan perilaku, rekam jejak, menampilkan kompetensi yang berintegritas untuk dilihat dan dipilih masyarakat,” terangnya.
Wiranto juga mengingatkan, selama puluhan tahun bangsa Indonesia mampu menunjukkan dan mempertahankan persatuan serta kesatuan di tengah dinamika kebangsaan yang berlangsung dari waktu ke waktu. Itu pula yang membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa besar, diakui, dan dihormati dunia.
Berkat kuatnya persatuan dan kesatuan itulah Indonesia iakui dunia melalui Gallup Global Law and Order, yang menyematkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat kepercayaan publik tertinggi di dunia, negara teraman Nomor 9 di dunia dengan index 89, negara dengan tujuan investasi Nomor 2 setelah Filipina. “Ini adalah capaian kita, jangan sampai dirusak oleh permusuhan dan perpecahan Pemilu,” pesan Wiranto.
Rakornas diikuti 2.500 orang peserta Regional Tengah dari unsur Forkopimda Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kaban/Kakan Kesbangpol Provinsi Kabupaten/Kota, serta unsur penyelenggara Pemilu.
Komentar