MONITORKEADILAN.COM, SEMARANG — Bulan depan Semarang punya objek wisata yang serupa dengan Kota Tua di Jakarta, yakni Kota Lama. Seperti Kota Tua, Kota Lama juga merekam sejarah Semarang. Kawasan itu banyak memiliki bangunan bersejarah dengan arsitektur bergaya Eropa. Dulunya, kawasan ini pernah menjadi pusat kegiatan perekonomian pada masa Hindia Belanda.
Sejak 2017 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerjakan penataan Kota Lama Semarang. Pekerjaan itu harus rampung pada akhir April mendatang. Proyek penataan berbiaya Rp182 miliar ditangani oleh PT Brantas Abipraya.
Penataan Kota Lama Semarang bertujuan mewujudkan Kota Semarang menjadi kota pusaka yang layak huni dan berkelanjutan. Kelak diharapkan Kota Lama juga dapat meningkatkan aktivitas pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui pariwisata.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini penataan telah mencapai 80 persen. Basuki yakin pekerjaan itu dapat selesai sesuai target. “Penataan dilakukan agar kawasan lebih tertata, nyaman dan bisa menjadi tujuan wisata. Selama ini, wisatawan yang datang ke Semarang lebih banyak memilih berkunjung ke Candi Borobudur atau Pulau Karimunjawa,” kata Basuki saat meninjau pengerjaan Penataan Kawasan Kota Lama Semarang (KKLS), Rabu (27/3/19).
Menteri Basuki berpesan dalam penyelesaian pengerjaan tetap memperhatikan kebersihan kota dan berhati-hati agar tidak merusak situs budaya yang ada di Kota Lama. “Ini merupakan pekerjaan seni, sehingga perlu diperhatikan detil dan kerapihannya. Kebersihan juga diperhatikan, nanti disemprot air lagi seluruhnya,” ujarnya.
Menteri Basuki mengatakan dengan dilakukannya penataan kawasan ini nantinya akan dapat menata prasarana dan sarana kawasan. “Seperti utilitas saluran PDAM, kabel telfon dan listrik yang tidak tertata akan dibuat lebih rapih melalui pemasangan Box Utility,” katanya.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya juga memberikan fasilitas tambahan diseputar kawasan Kota Lama Semarang seperti tempat duduk panjang, tempat sampah, juga lampu penerangan jalan utama dan trotoar. Penataan lainnya meliputi pekerjaan jalan, dan perbaikan drainase, halte hingga 2 kolam retensi Berok dan Bubakan yang akan dipompa dan dialirkan menuju kali Semarang.
“Kita tata dan kembangkan kawasan Kota Lama Semarang. Nantinya akan menjadi kawasan wisata yang bisa mewadahi berbagai kegiatan masyarakat, seperti Car Free Day, festival kuliner, maupun event berbasis budaya,” tambahnya.
Selain Kota Lama Semarang, Kementerian PUPR juga tengah melakukan revitalisasi Pasar Johar yang juga merupakan bangunan bersejarah Kota Semarang. Revitalisasi dilakukan pasca kebakaran tahun 2015 lalu yang menghanguskan dua pertiga bangunan pasar. Pembangunan kembali akan dimulai tahun 2019, dengan biaya diperkirakan sebesar Rp 174,12 miliar.
“Revitalisasi bangunan yang di depan dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dan bagian bangunan bersejarah dikerjakan oleh Kementerian PUPR,” kata Menteri Basuki.
Turut hadir mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga, Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VII Achmad Cahyadi, Direktur Utama PT Brantas Abipraya Bambang Esti Marsono, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. (*)
Komentar