MONITORKEADILAN.COM, CIANJUR — Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah telah terjadi kriminalisasi terhadap ulama. Menurut orang nomor satu di Indonesia itu, kriminalisasi hanya terjadi jika seseorang tidak bersalah namun dihukum penjara.
Tentang banyak isu terjadi kriminalisasi ulama, Jokowi minta masyarakat agar berhati-hati. Jokowi juga menyebut saat ini banyak fitnah bertebaran di tengah masyarakat. Menurutnya, isu kriminalisasi dan fitnah sengaja ditebar untuk membuat resah.
“Kalau ada yang tidak bersalah kemudian dimasukkan sel, itu namanya kriminalisasi,” ungkap Presiden saat memberikan sambutan pada silaturahmi dengan Muslimat NU dan para ulama, di Pondok Pesantren Al-Ittihad, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (8/2/19) siang.
Presiden juga mengutarakan adanya fitnah yang menyebut dirinya simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). Menurut Jokowi, fitnah itu sebenarnya tidak masuk akal. Alasannya, PKI dibubarkan tahun 1965-1966 sedangkan Jokowi dilahirkan tahun 1961.
“Wong saya masih balita masak sudah jadi PKI, logikanya nggak masuk,” tutur Jokowi.
Meski tidak masuk akal, namun ada saja anggota masyarakat yang termakan fitnah tersebut.
Jokowi juga menyebut dirinya gencar dituding atek asing. Fitnah itu pun sebenarnya tidak masuk akal jika dibandingkan dengan kebijakan pemerinthan Jokowi-Jusuf Kalla.
Di masa kepresidenan Jokowi, blok minyak terbesar di Indonesia yakni Blok Mahakam pada 2015 diambilalih oleh pemerintah dan diberikan kepada Pertamina. Sebelumnya blok minyak gemuk itu selama 50 tahun dikuasai perusahaan-perusahaan asing asal Jepang dan Perancis. Pemerintahan sebelum Jokowi tidak pernah ada yang berhasil mengambilalih Blok Mahakam.
Pengambilalihan juga dilakukan terhadap Blok Rokan. Kini blok minyak itu 100 persen dikelola Pertamina. Sebelumnya Blok Rokan dikuasai Chevron dari Amerika.
Perlawanan pemerintahan Jokowi terhadap cengkeraman kuku asing belum selesai. Pada akhir 2018 berhasil dilakukan divestasi saham perusahaan tembaga raksasa di Papua, yakni Freeport. Saat ini Indonesia menguasai 51 persen saham Freeport. Dengan begitu Indonesia menjadi pemilik perusahaan tambang yang mampu menghasilkan triliunan rupiah tiap tahun itu. Karena telah dikuasai Indonesia maka selanjutnya rakyat Indonesia pula akan merasakan hasil-hasil Freeport dari kekayaan alam Indonesia.
“Saya malah dibilang antek asing, saya asingnya dimana?” tutur Jokowi dengan nada bertanya.
Pilih yang Berpengalaman
Pada bagian lain sambutannya, Jokowi menyentil perhelatan politik seperti pemilihan bupati, walikota, gubernur, hingga presiden.
Kepada para anggota Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Cianjur, Jokowi membagikan tips untuk memilih pemimpin dalam pesta demokrasi. Menurutnya memilih pemimpin yang baik sebenarnya gampang sekali.
“Lihat saja, punya pengalaman nggak, dilihat saja prestasinya apa, sebelumnya punya prestasi nggak, dilihat programnya baik atau tidak baik untuk rakyat dan daerah, ide dan gagasannya apa,” papar Jokowi.
Dalam acara silaturahmi, dilakukan deklarasi antihoaks, fitnah, dan ghibah oleh Muslimat NU.
Tampak hadir dalam acara tersebut antara lain Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Mensesneg Pratikno, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, dan Pimpinan Ponpes Al-Ittihad KH. Kamali Abdul Ghani.
Komentar