MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Curah hujan esktrem yang terjadi sejak Senin (21/1/19) malam, menyebabkan Tinggi Muka Air (TMA) Bendungan Bili-Bili meningkat. Mengantisipasi berbagai kemungkinan akibat TMA yang terus menanjak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, Ditjen Sumber Daya Air terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap elevasi air di bendungan yang berada di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan itu.
Berdasar pola operasi bendungan, ditetapkan empat tingkatan status bahaya. Status Normal jika TMA + 99.50 meter, Waspada TMA + 100 meter, Siaga TMA ++ 101.60 meter, dan Awas TMA + 103.00 meter.
Keterangan pers yang diterbitkan Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja, memaparkan bahwa hingga pukul 11.00 WITA Rabu (23/1/19) hari ini, Bendungan Bili-Bili berstatus Siaga.
Status Siaga mulai diberlakukan sejak Selasa (22/1/19) pukul 13.40 WITA. Pada saat itu TMA + 101.64 meter. Sedang pada pukul 11.00 WITA hari ini, TMA + 100.77 meter.
Dirjen Sumber Daya Air Hari Suprayogi mengatakan dari data yang dihimpun di tiga pos curah hujan pada Selasa (22/1/2019), curah hujan di Pos Limbungan tercatat 328 mm, Pos 1 (Bawakaraeng) sebesar 308 mm dan Pos Lengkese tercatat sebesar 329 mm.
“Langkah-langkah yang telah dilakukan akibat terjadinya peningkatan TMA Bendungan Bili-Bili sudah sesuai SOP Bendungan. TMA +101.87 meter menjadi elevasi tertinggi dalam catatan pengoperasian Bendungan Bili-Bili,” kata Hari.
Masyarakat diminta tetap tenang dan tidak terpengaruh terhadap berita-berita yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kementerian PUPR melalui BBWS Pompengan Jeneberang dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kabupaten Gowa dan sekitarnya akan terus menyampaikan update tinggi muka air Bendungan Bili-Bili dan tingkatan bahayanya.
Bendungan Bili-Bili adalah bendungan terbesar di Sulawesi Selatan yang terletak di Kabupaten Gowa. Bendungan Bili-Bili dibangun mulai tahun 1991 hingga tahun 1999. Bendungan dengan luas 40.428 hektare dan kapasitas tampung 375 juta meter kubik ini dibangun dengan biaya Rp 780 miliar.
Bendungan Bili-Bili dibangun untuk mengurangi risiko banjir di Kota Makassar dan sekitarnya akibat luapan air Sungai Jeneberang di bagian hilir. Bendungan Bili-Bili juga menjadi sumber air untuk irigasi dan air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDM) Gowa dan Makassar.
Komentar