MONITORKEADILAN.COM, TAKALAR — Bupati Takalar Sulawesi Selatan, Syamsari, membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang akomodatif terhadap aspirasi rakyat. Dia menyatakan menolak penambangan pasir di pesisir Galesong karena mengancam keselamatan warga yang tinggal di wilayah itu.
“Kami mencemaskan kondisi warga dan wilayah pantai kita. Sudah liat kita mengalami dampak negatif luar biasa akibat abrasi, malah muncul lagi surat permintaan izin penambangan. Saya menolak keras upaya penambangan pasir laut dimana saja di perairan Takalar. Ini adalah aspirasi, inilah hati nurani warga Takalar,” ungkap Syamsari saat meninjau keadaan di pesisir Galesong.
Pernyataan Syamsari selaras dengan aspirasi warga pesisir Galesong. Sebelumnya warga mempersoalkan abrasi yang diperparah oleh aktivitas penambangan pasir di sekitar lokasi itu.
Akibat abrasi, sejak beberapa bulan terakhir wilayah daratan sepanjang pesisir Galesong kian terdesak. Beberapa rumah warga di pesisir itu telah hancur karena terhantam ombak. Puluhan lainnya terancam ambruk.
Salah satu titik abrasi paling parah saat ini terjadi di Dusun Bontokanaeng, Desa Bontokanang, Kecamatan Galesong Selatan.
Mirisnya, di tengah ketakutan warga karena abrasi, penambangan pasir pantai Galesong tak kunjung dihentikan.
PT Pandawa Cipta Konsulindo, salah satu perusahaan penambang pasir bahkan saat ini tengah mengurus perizinan untuk melanjutkan penambangan pasir pantai.
Hal ini memicu reaksi protes dari warga Galesong yang juga turut merasakan dampak abrasi. Warga kembali sepakat bersatu menolak penambangan pasir pantai yang mendatangkan malapetaka bagi warga Galesong tersebut.
“Kami menolak penambangan pasir, wilayah kami saat ini terancam karena abrasi pantai. Penambangan harus dihentikan, pemerintah provinsi tidak boleh menerbitkan izin penambangan,” tandas salah satu warga desa Bontokanang, Wawan.
Bupati Syamsuri menambahkan, pembuatan tanggul pemecah ombak untuk mengurangi dampak abrasi bukan solusi yang efektif untuk menyelamatkan masyarakat dan tempat tinggalnya dari ancaman abrasi.
“Saya pikir membuat pemecah ombak tidak akan mampu mengatasi karena persoalan utamanya adalah akibat tambang pasir,” tegas Syamsari. (Re)
Komentar