oleh

Pemindahan Jenazah di Gorontalo Karena Beda Pilihan, Mengoyak Rasa Kemanusiaan

banner 468x60

MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Kabar kontoversial pemindahan jenazah dua kuburan di Gorontalo karena perbedaan dukungan politik, sontak jadi perbincangan publik. Tak urung Ketua PBNU Robikin Emhas ikut angkat bicara.

Menurut Robikin, peristiwa di Desa Toto Selatan Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo itu mengoyak rasa kemanusiaan. Peristiwa itu pun menggambarkan kesalahan pemahaman terhadap politik, dengan menghalalkan segala cara untuk hasrat-hasrat politik di tengah masyarakat.

banner 336x280

“Politik yang seharusnya menjadi sarana untuk meningkatkan harkat dan martabat kemanusiaan justru mematikan rasa kemanusiaan itu sendiri,” kata Robikin di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Minggu (13/1/18), seperti dilansir dari NU Online.

Menurutnya, perisitiwa tersebut dapat merusak kohesivitas sosial dan harmoni masyarakat. Ujungnya, ketahanan sosial dan persatuan serta kesatuan bangsa menjadi taruhannya.

“Semoga peristiwa memilukan pemindahan kuburan akibat beda pilihan politik di Gorontalo menjadi satu-satunya kejadian dan tak terulang di kemudian hari. Toh, politik adalah sarana pemanusiaan manusia,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, dua kuburan di Desa Toto Selatan Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, dipindahkan keluarga. Pemilik tanah kuburan yang masih punya ikatan keluarga dengan almarhum, meminta keluarga memindahkan kuburan karena berbeda pilihan calon legislatif (caleg).

Kuburan yang dipindahkan adalah kuburan almarhum Masri Dunggio, yang sudah dimakamkan 26 tahun lalu, dan almarhumah Sitti Aisya Hamzah, yang baru setahun dimakamkan di halaman belakang milik warga bernama Awono.

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan