MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Pengacara muda Agus Flores tidak sependapat dengan sebagian warga masyarakat yang menduga penurunan harga BBM non subsidi merupakan cara petahana mendongkrak popularitas menjelang Pemilu 2019.
“Kan sudah jelas, harga BBM non subsidi turun karena harga minyak dunia juga down,” kata Agus melalui sambungan telepon, Sabtu (5/1/19). “Jadi apakah akan dilakukan Pilpres atau tidak, karena harga minyak dunia turun maka harga BBM di Indonesia juga diturunkan,” sambungnya.
Menurutnya, petahana tidak perlu melakukan pencitraan dan menaikkan popularitas sekaligus elektabilitas dengan menurunkan harga BBM. Alasannya, masyarakat Indonesia telah mengetahui aneka prestasi yang berhasil dilakukan Presiden Joko Widodo, yang tidak dilakukan pemimpin sebelumnya.
Agus menyebut pembubaran Petral oleh Jokowi, peningkatan pendapatan negara dari pajak, pengambilalihan blok minyak gemuk seperti Rokan, pemilikan saham 51 persen di Freeport. “Dan yang sangat mengesankan adalah, Jokowi membuat warga Papua dapat menikmati BBM dengan harga murah melalui program BBM Satu Harga,” kata Agus yang mengaku sedang berada di Jakarta.
Agus yakin, aneka prestasi hasil kerja keras Presiden Joko Widodo itu telah diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Karena itu tambahnya, jumlah masyarakat yang akan memilih pasangan nomor urut 01 Joko Widodo—Ma’ruf Amin akan jauh lebih banyak.
Harus diakui, lanjut Agus, penurunan harga BBM non subsidi membuat masyarakat berterima kasih kepada Jokowi. Hal itu secara otomatis mendongkrak popularitas sekaligus elektabilitas petahana.
“Itu semua dampak logis saja karena rakyat senang harga BBM murah,” cetusnya.
Penyesuaian Variatif
Penurunan harga BBM non subsidi oleh pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) dilakukan sejak tadi malam pukul 00.00 Wib. Penurunan harga yang disebut PT Pertamina (Persero) sebagai penyesuaian harga itu variatif sejak Rp 100 hingga Rp 250 per liter.
Penyesuaian harga itu dilakukan Pertamina seiring turunnya harga rata-rata minyak mentah dunia dan penguatan rupiah terhadap dollar Amerika.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan, penyesuaian harga telah sesuai mekanisme dan peraturan yang berlaku.
“Kami telah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama pelanggan setia produk-produk Pertamina,” ujar Nicke.
Jenis BBM yang mengalami penyesuaian harga sebagai berikut :
Pertalite turun sebesar Rp 150 per liter
Pertamax turun sebesar Rp 200 per liter
Pertamax Turbo turun sebesar Rp 250 per liter
Dexlite turun sebesar Rp 200 per liter
Dex turun sebesar Rp 100 per liter
Direktur Pemasaran Retail Pertamina, Mas’ud Khamid menambahkan, harga baru yang berlaku di beberapa daerah bisa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah.
Mas’ud juga mengatakan, Pertamina akan terus mengevaluasi secara berkala harga BBM tersebut sesuai dengan dinamika harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah di pasar global.
Pertamina berharap penyesuaian harga ini dapat meningkatkan loyalitas masyarakat yang sudah menjadi pelanggan produk Pertamina. Sekaligus sebagai upaya perusahaan untuk mengajak masyarakat untuk menggunakan produk-produk BBM berkualitas.
Setelah disesuaikan, harga BBM non subsidi di DKI Jakarta sebagai berikut :
Produk Harga Lama (per liter) Harga Baru (per liter)
Pertalite Rp 7.800 Rp 7.650
Pertamax Rp 10.400 Rp 10.200
Pertamax Turbo Rp 12.250 Rp 12.000
Dexlite Rp 10.500 Rp 10.300
Dex Rp 11.850 Rp 11.750
Komentar