oleh

MENAG : AGAMA DIBENTURKAN DENGAN BUDAYA, DUA-DUANYA RUSAK

banner 468x60

MONITORKEADILAN.COM, BANTUL — Ada pihak yang tak suka agama hidup berdampingan secara harmonis dengan budaya di Indonesia. Pihak itu, kata Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin berusaha membenturkan agama dengan kebudayaan. Di masa sebelumnya hal itu tidak pernah terjadi. Akibatnya saat ini kebudayaan dan agama seperti harus berhadap-hadapan dalam suasana penuh permusuhan.

Dalam Sarasehan tentang Reaktualisasi Relasi Agama dan Budaya di Bantul, Yogyakarta, Jumat (2/11/18), Indonesia merupakan negara yang khas. Memiliki berbagai ragam budaya, namun Indonesia juga sangat agamis. “Antara nilai agama dan budaya tidak dapat dipisahkan dalam konteks Indonesia,” kata Menag kepada pers, usai menghadiri sarasehan.

banner 336x280

Gerakan membenturkan agama dengan budaya, menurut Menag, perlu segera disikapi. “Kalau tidak, hanya akan merusak keduanya, keindonesiaan kita bisa runtuh, padahal dua hal ini adalah modal,” lanjutnya.

Untuk mengatasi perbenturan agama dengan kebudayaan, Kementerian Agama memerlukan pandangan budayawan dan agamawan agar hubungan agama dengan kebudayaan tetap terjaga dengan baik.

Sarasehan akan berlangsung dua hari, 2-3 November 2018. Sarasehan dibuka sekaligus diikuti oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin. Sejumlah tokoh yang hadir antara lain: Sujiwo Tejo, Radhar Panca Dahana, Wisnu Bawa Tenaya, Agus Noor, Ridwan Saidi, KH Abdul Muhaimin, Alissa Wahid, Bikku Pannyavaro, Fatin Hamama, Amin Abdullah, John Titaley, Acep Zamzam Noor, Wahyu Muryadi, Agus Sunyoto, Zakiyuddin Baidlawi, Nasirun, dan Ida Pandita Mpu Jaya Prema Ananda.

Hasil diskusi dalam sarasehan akan dirumuskan sebagai rekomendasi kepada pemerintah dan pihak terkait lainnya. Rumusan itu akan dibacakan pada penutupan sarasehan oleh perwakilan budayawan dan tokoh agama yang hadir. (kn)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan