JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta agar pencarian penumpang, kru, serta pesawat Lion Air JT-610 dilakukan lebih keras lagi. Kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Presiden meminta agar secepatnya menemukan penyebab pesawat mengalami kecelakaan. Penemuan tentang penyebab pesawat jatuh dapat menentukan langkah-langkah berikutnya.
“Kita harap tidak ada lagi kecelakaan semacam ini di masa yang akan datang,” tutur Jokowi dalam konperensi pers usai meninjau kondisi terkini evakuasi pencarian korban pesawat JT-610 di Jakarta International Container Center (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (2/11/18) petang.
Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng – Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pukul 06.20 WIB. Pesawat yang membawa 189 orang penumpang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang.
Lokasi Sudah Ditemukan
Sementara itu Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP) atau yang dulu bernama Badan SAR Nasional (Basarnas) M. Syaugi mengemukakan, tim pencari yang dikoordinir oleh Basarnas sudah menemukan secara pasti lokasi dari sebaran serpihan-serpihan pesawat.
“Lokasinya sudah pasti, kita sudah sapu dengan yang namanya ROV itu radius 100-200 meter di titik ditemukannya Flight Data Recorder kemarin. Kita sudah sapu, di situ memang banyak bagian-bagian besar,” kata M Syaugi dalam konperensi pers usai mendampingi Presiden Jokowi meninjau Posko Pencarian Pesawat, di Jakarta International Container Center (JICT) 2, Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (2/11/18) petang.
Menurutnya, arus deras menjadi kendala tersendiri terhadap upaya pencarian di lapangan. Arus deras juga menyulitkan para petugas menggunakan ROV. Jika tidak dikendalikan dengan keras, peralatan itu dapat tergusur arus. Demikian pula dengan penyelam.
Syaugi menggambarkan pencarian dengan mengerahkan kapal Victory milik Pertamina. Kapal dengan empat jangkar itu ditempatkan di lokasi ditemukannya serpihan-serpihan berukuran besar. Setelah itu ROV diturunkan, barulah penyelam memasuki air untuk memastikan serpihan mana yang dapat diangkat.
“Kalau yang tidak bisa diangkat, pakai crane, contohnya roda tadi itu diangkatnya pakai crane karena kalau memakai manusia tidak kuat,” ungkap Syaugi.
Dia berharap menggunakan peralatan canggih, badan pesawat dapat segera ditemukan. “Jadi yang banyak adalah serpihan-serpihan, ya mungkin segini-seginilah besarnya, jadi sampai sore hari ini seperti itu,” ujarnya.
Ditegaskan, tim pencari tetap melakukan pencarian di area yang lebih luas untuk dapat meyakinkan masih ada atau tidak bodi pesawat.
“Sampai 7 hari, 7 hari itu hari Minggu. Nanti setelah hari Minggu kita analisa lagi. Termasuk tadi black box yang Cockpit Voice Recorder (CVR) yang masih belum ketemu,” kata Syaugi.
Mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan ke Posko Pencarian Pesawat di JICT2, di antaranya Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kepala Basarnas M. Syaugi, Ketua KNKT, dan Kepala BPPT. (kn)
Komentar