MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, bangsa Indonesia memiliki kearifan lokal tentang hunian tahan bencana. Dia menunjuk rumah tradisional Maros berupa rumah panggung dan terdapat perahu.
“Ternyata untuk antisipasi banjir saat musim hujan. Rumah mereka tidak tergenang dan tetap bisa beraktivitas menggunakan perahu,” kata Menteri Basuki, dikutip dari rilis Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, Minggu (14/10/2018).
Kini di zaman canggih Kementerian PUPR telah menemukan dan mengembangkan rumah tahan gempa, disebut Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) dan Rumah Instan Kayu (Rika).
Risha dibangun sebanyak 8 unit di Petobo, Palu Selatan, sekitar 1 Kilometer dari lokasi terjadinya likuifaksi alias pergeseran tanah. Di tempat yang sama PUPR juga memangun Rika sebanyak 4 unit.
Keunggulan Risha dan Rika dibuktikan saat gempa berkekuatan 7,4 SR pada 28 September lalu di Palu, Donggala, dan Sigi. Rumah-rumah tahan gempa itu memang tak mengalami kerusakan.
Melihat bukti keunggulan itu, Risha dan Rika rencananya akan dipergunakan untuk merelokasi pemukiman warga yang hancur akibat bencana alam di kawasan Sulawesi Tengah itu.
Endra S Atmawidjaja menuturkan, dalam menyiapkan masterplan relokasi rumah warga yang rusak Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Hadi Sucahyono dan Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Sulawesi Tengah Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto telah melakukan survey di 3 lokasi yakni lokasi Duyu (78 Ha), Tondo (88 Ha), dan Pombewe (210 Ha).
Survey juga melibatkan Kementerian ATR, Badan Geologi, Bappenas, Kanwil BPN dan Pemda setempat.
“Selanjutnya akan menunggu hasil penelitian tanah dan kondisi geologi lebih detail dari Badan Geologi dan Pusat Studi Gempa Nasional, agar bisa dipastikan lokasi untuk relokasi benar-benar aman,” kata Hadi Sucahyono. (kn)
Komentar