MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan luar biasa terkait pengambilalihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia dari Freeport McMoran Icn dan Rio Tinto. Pengambilalihan dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian divestasi, Kamis (27/9/2018) sore.
Melalui akun Facebook miliknya, Kamis (27/9/2018) malam, Sri Mulyani memaparkan, pengambilalihan itu bukan merupakan proses yang mudah. “Ini adalah proses yang luar biasa bagi RI di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Joko Widodo yang meminta kami para menteri untuk menegosiasikan atas nama pemerintah Indonesia,” tutur Sri Mulyani, dikutip Jumat (28/9/2018).
Setelah Indonesia menguasai 51 persen saham, selanjutnya Freeport beroperasi untuk kepentingan bangsa ini.
Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri BUMN Rini Soemarno menyaksikan Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto, melakukan penandatanganan sejumlah perjanjian terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke INALUM, di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/9/2018) sore. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama INALUM Budi G. Sadikin, dan CEO FCX Richard Adkerson.
Sejumlah perjanjian meliputi Perjanjian Divestasi PTFI, Perjanjian Jual Beli Saham PT Rio Tinto Indonesia (PTRTI), dan Perjanjian Pemegang Saham PTFI.
Dengan ditandatangani perjanjian tersebut, jumlah saham PTFI yang dimiliki INALUM akan meningkat dari 9,36% menjadi 51,23%. Pemda Papua akan memperoleh 10% dari 100% saham PTFI.
“Pemerintah Indonesia, lewat INALUM akan memiliki saham mayoritas PT Freeport Indonesia sejumlah 51% setelah selama ini hanya memiliki PTFI sebesar 9%,” tulis Sri Mulyani.
Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, dengan ditandatanganinya perjanjian divestasi tersebut, maka penyelesaian divestasi 51% saham PT Freeport Indonesia tinggal hal-hal administratif yang diperkirakan akan selesai pada bulan November 2018 mendatang.
“Perubahan kepemilikan saham ini akan resmi terjadi setelah transaksi pembayaran sebesar 3,85 miliar dollar AS atau setara dengan Rp56 triliun kepada FCX, dan akan diselesaikan sebelum akhir tahun 2018,” kata Jonan.
Sementara Direktur Utama PT INALUM (Persero), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, transfer pembayaran divestasi saham Freeport berasal dari sindikasi perbankan.
“Paling lambat bulan November dana-dana itu sudah akan tersedia, dan kita juga mengharapkan pada bulan November seluruh dokumen-dokumen yang dibutuhkan, izin-izin yang dibutuhkan terkait dengan regulasi bisa kita kita selesaikan sehingga kita bisa close ini,” tutup Budi. (kn)
Komentar