MONITORKEADILAN.COM, JAKARTA — Upaya massa menekan Mahkamah Konstitusi tak berhasil. Perwakilan MK menolak tuntutan massa yang segera mengumbar kemarahan. Aksi yang semula terkendali seketika ricuh dan anarkhis. Benturan antara massa yang beringas dengan petugas polisi pun tak dapat dielakkan.
Benturan, juga terjadi di luar ruangan pertemuan perwakilan MK dan massa. Di gerbang masuk yang dijaga puluhan petugas polisi bertameng, seorang pengunjuk rasa melompat dan menabrakkan diri ke tameng petugas. Dia bermaksud mengobrak-abrik pertahanan para petugas.
Begitulah adegan simulasi pengamanan MK pasca Pemilu Serentak 2019, minggu (16/9/2018). Polisi menerjunkan Satuan Tugas Daerah (Satgasda) sejak Sabhara, Pasukan anti Huru-hara (PHH) Brimob dan Rantis, Satgas Tindak, Satgas Banops. Dilibatkan pula massa penimbul situasi (bulsit) yang diperankan petugas.
Simulasi digelar atas perintah Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Azis melalui Karoops Polda Metro agar Kapolres Jakarta Pusat menggelar latihan pengamanan unjuk rasa.
Simulasi pengamanan dipantau langsung Wakapolri Komjen Pol Drs. Ari Dono Sukmanto, Irwasum Polri Komjen Pol Drs. Putut Eko Bayuseno, Kalemdiklat Polri Komjen Pol. Drs. Untung Cahyono selaku Ka Ops Pus Mantap Brata, Pejabat Utama Mabes Polri, Pangdam dan Kapolda Seluruh Indonesia.
Simulasi pengamanan digambarkan dengan adanya sejumlah massa yang tengah melakukan aksi Unjuk rasa di depan Gedung MK dan di dalam Kantor MK yang sedang membacakan Sengketa/gugatan Pemilu dan sebagaian pengunjuk rasa di dalam ruang sidang tidak menerima hasil putusan sehingga mereka melakukan aksi anarkis namun hal tersebut dapat ditangani oleh personel jajaran Polda Metro Jaya dan aktifitas masyarakat dapat berjalan aman dan lancer. (kn)
Komentar